Gambar Sampul Bahasa Indonesia · BAB 4 Indahnya Berpuisi
Bahasa Indonesia · BAB 4 Indahnya Berpuisi
E. Kosasih

23/08/2021 06:07:26

SMP 8 K-13 revisi 2017

Lihat Katalog Lainnya
Halaman

91

Kelas VIII SMP/MTs

Bab 4 Bahasa Indonesia

Bab

4

Indahnya Berpuisi

(Sumber: dokumentasi penulis)

S

elain dalam bentuk prosa (eksposisi), gagasan dapat diungkapkan dalam

bentuk puisi. Bahkan, gagasan yang puitis itulah yang sering kamu simak sehari-

hari misalnya melalui lagu-lagu. Syair-syair lagu memang banyak yang berupa

puisi. Isinya padat makna dan disusun dengan nada-nada yang indah.

D

engan demikian, berpuisi bukan hal yang asing lagi bagi kamu. Suasana

hati menjadi indah dengan mendengar dan membaca sesuatu yang dipuisikan,

bukan? Apalagi kalau kita sendiri yang mengekspresikannya. Semakin senang

karena banyak orang yang suka. Itulah yang namanya berkah dari berpuisi.

92

Kelas VIII SMP/MTs

A. Menemukan Unsur-unsur Pembentuk Puisi

Setelah mempelajari materi ini, kamu diharapkan mampu : Mengartikan puisi

dan merinci unsur-unsurnya dari kegiatan membaca dan mendengarkan.

1

. Pengertian Puisi

Perhatikan teks berikut!

Hujan Bulan Juni

oleh Sapardi Djoko Damono

tak ada yang lebih tabah

dari hujan bulan Juni

dirahasiakannya rintik rindunya

kepada pohon berbunga itu

tak ada yang lebih bijak

dari hujan bulan Juni

dihapusnya jejak-jejak kakinya

yang ragu-ragu di jalan itu

tak ada yang lebih arif

dari hujan bulan Juni

dibiarkannya yang tak terucapkan

diserap akar pohon bunga itu

T

eks tersebut disebut puisi. Puisi yaitu teks atau karangan yang mengungkapkan

pikiran dan perasaan dengan mengutamakan keindahan kata-kata. Puisi

mengungkapkan berbagai hal. Kerinduan, kegelisahan, atau pengagungan kepada

sang Khalik yang kamu ungkapkan dalam bahasa indah. Hanya saja kamu jarang

menyadarinya bahwa itu adalah puisi.

J

ika hendak mengagungkan keindahan alam, kamu dapat menggunakan

pilihan kata yang khas. Kata-kata itu kamu pilih sehingga dapat mewakili dan

memancarkan keindahan alam yang kamu kagumi itu.

93

Kelas VIII SMP/MTs

Bab 4 Bahasa Indonesia

Perhatikan pula cuplikan teks berikut!

Berdiri aku di tepi pantai

Memandang lepas ke tengah laut

Ombak pulang memecah berderai

Ke ribaan pasir rindu berpaut.

C

uplikan tersebut diambil dari puisi "Laut" karya Amal Hamzah. Jika dibaca,

cuplikan puisi itu melukiskan keindahan laut dengan ombaknya yang memecah

pantai. Keindahan seperti itu dapat pula kamu rasakan apabila kamu berdiri di

tepi pantai. Kamu akan melihat ombak bergulung-gulung memecah tepi pantai,

bukan? Pasir-pasir di tepi pantai itu laksana merindukan deburan ombak. Pasir-

pasirnya tampak seperti berpegangan untuk kembali ke laut.

Perhatikan contoh lainnya!

Hanyut aku Tuhanku

Dalam lautan kasih-Mu

T

uhan, bawalah aku

M

eninggi ke langit ruhani.

L

arik-larik itu diambil dari puisi yang berjudul ”Tuhan” karya Bahrum

Rangkuti.

Puisi tersebut merupakan ekspresi kerinduan dan kegelisahan

penyair untuk bertemu dengan sang Khalik. Kerinduan dan kegelisahannya

itu diungkapkan kata

hanyut, kasih, meninggi, dan langit ruhani

. Kata-kata itu

menunjukkan dalamnya cinta penyair kepada Tuhan.

Kegiatan 4.1

A. Baca kembali puisi berjudul "Hujan Bulan Juni". Kemudian, jawablah

pertanyaan-pertanyaan berikut!

1.

M

engapa teks itu dikatakan sebagai puisi?

2.

T

eks itu mengungkapkan perasaan apa: sedih, kagum, cemburu, rindu,

atau sayang?

3.

K

eindahan apa yang tampak pada rangkaian kata di dalam teks tersebut?

4.

Di

tunjukan kepada siapakah maksud dari teks itu?

5.

B

agaimana sikapmu sendiri berkaitan dengan masalah yang diangkat di

dalamnya?

94

Kelas VIII SMP/MTs

B.

S

ecara berkelompok, jelaskanlah isi atau maksud puisi ”Hujan Bulan Juni”

secara lebih rinci. Presentasikanlah pendapat kelompokmu itu di depan

teman-temanmu untuk mereka tanggapi.

Gambaran Rinci

Isi Puisi

Kata-kata Pendukung

dalam Puisi

Tanggapan Kelompok

Lain

2. Unsur-unsur Puisi

P

erhatikan kembali teks pusi ”Hujan Bulan Juni”. Sebagaimana teks lainnya,

teks memiliki unsur-unsur sebagai berikut.

a. Majas dan Irama

B

erbeda dengan teks eksposisi, berita, ataupun teks lain yang telah kamu

pelajari puisi merupakan teks yang mengutamakan majas dan mengutamakan

irama.

1)

M

ajas (

figurative language

) adalah bahasa kias yang dipergunakan untuk

menciptakan kesan tertentu bagi penyimak atau pembacanya. Untuk

menimbulkan kesan-kesan tersebut, bahasa yang dipergunakan berupa

perbandingan, pertentangan, perulangan, dan perumpamaan.

2)

I

rama (musikalitas) adalah alunan bunyi yang teratur dan berulang-ulang.

Irama berfungsi untuk memberi jiwa pada kata-kata dalam sebuah puisi yang

pada akhirnya dapat membangkitkan emosi tertentu seperti sedih, kecewa,

marah, rindu, dan bahagia.

P

erhatikan, misalnya, puisi ”Hujan Bulan Juni”.

a) T

erdapat dua majas yang dominan dalam puisi itu.

(1)

M

ajas personifikasi, adalah majas yang membandingkan benda-

benda tidak bernyawa seolah-olah memiliki sifat seperti manusia.

95

Kelas VIII SMP/MTs

Bab 4 Bahasa Indonesia

D

alam puisi itu yang dibandingkan adalah hujan. Hujan memiliki

sikap tabah, bijak, dan arif. Sifat-sifat itu biasanya dimiliki oleh

manusia.

(2)

M

ajas paralelisme, adalah majas perulangan yang tersusun dalam

baris yang berbeda. Kata yang mengalami perulangan dalam puisi

itu adalah tak ada yang lebih. Kata-kata itu berulang pada setiap

baitnya.

b)

I

rama puisi itu harus diekspresikan dengan lembut sebagai perwujudan

dari rasa kagum dan simpati. Hal itu tampak pada kata-kata pujian yang

ditujukan pada ”Hujan Bulan Juni” yang bersikap tabah, bijak, dan arif.

b. Penggunaan Kata-kata Konotasi

K

ata konotasi adalah kata yang bermakna tidak sebenarnya. Kata itu telah

mengalami penambahan-penambahan, baik itu berdasarkan pengalaman, kesan,

maupun imajinasi, dan perasaan penyair.

P

erhatikan kembali puisi ”Hujan Bulan Juni”. Kata-kata yang bermakna

konotasi dalam puisi tersebut sebagai berikut.

Kata

Makna

Dasar

Tambahan

1. Hujan

2. Rintik

3. Pohon berbunga

4. Jejak-jejak kaki

5. Jalan

6. Diserap

7. Akar

Air yang turun dari langit

Titik percik air

Pohon yang memiliki bunga

Tapak

Tempat untuk melintas

Masuk ke dalam liang kecil

Bagian terbawah dari pohon

Perbuatan baik

Sesuatu yang kecil, tetapi

banya

k

Kehidupan yang baik, yang

me

njanjikan

Pengalaman hidup

Alur kehidup

an

Dimanfaatkan

Awal kehidupan

K

ata-kata dalam puisi memang banyak menggunakan kata-kata yang makna

konotatif. Kata-kata itu merupakan kiasan atau merupakan suatu perbandingan.

Perhatikan puisi ”Gadis Peminta-Minta” berikut!

96

Kelas VIII SMP/MTs

Gadis Peminta-Minta

Setiap kita bertemu, gadis kecil berkaleng kecil

Senyummu terlalu kekal untuk kenal duka

Tengadah padaku, pada bulan merah jambu

Tapi kotaku jadi hilang, tanpa jiwa.

Ingin aku ikut, gadis kecil berkaleng kecil

Pulang ke bawah jembatan yang melulur sosok

Hidup dari kehidupan angan-angan yang gemerlapan

Gembira dari kemayang riang.

Duniamu yang lebih tinggi dari menara katedral

Melintas-lintas di atas air kotor, tapi yang begitu kau hapal

Jiwa begitu murni, terlalu murni

Untuk bisa membagi dukaku.

Kalau kau mati, gadis kecil berkaleng kecil

Buah di atas itu, tak ada yang punya

Dan kotaku, ah kotaku

Hidupnya tak lagi punya tanda

(Toto Sudarto Bachtiar)

K

ata-kata

gadis kecil berkaleng kecil

dapat dimaknai seorang perempuan yang

masih anak-anak yang mengalami kesengsaraan.

Kotaku jadi hilang, tanpa jiwa

bermakna keadaan di suatu tempat yang sudah kehilangan rasa kemanusiaannya,

warganya tidak lagi peduli pada kehidupan orang lain.

D

ari penerjemahan makna lain di balik keseluruhan kata-katanya, kamu akan

sampai pada maksud sebenarnya dari puisi tersebut. Hanya saja pemaknaan itu

bisa saja berbeda-beda di antara orang yang satu dengan orang lainnya. Banyak

faktor yang menjadi penyebabnya.

1)

T

ingkat pemahaman terhadap setiap kata yang ada dalam puisi itu. Semakin

banyak kata yang mudah dipahami, mudah pula dalam memaknainya.

97

Kelas VIII SMP/MTs

Bab 4 Bahasa Indonesia

2)

T

ingkat pengenalan atau pergaulan seseorang dengan puisi. Seseorang yang

sering membaca atau bahkan menulis puisi, mudah pula bagi orang itu dalam

mengenali watak puisi termasuk isi yang dikandungnya.

3)

P

engalaman pribadi. Seseorang yang pernah merasakan ganasnya kehidupan

kota, akan lebih mudah dalam memaknai puisi itu daripada orang yang sama

sekali belum pernah mengalami atau menyaksikan keadaan itu.

S

elain itu, faktor penguasaan terhadap teori sastra sangat berpengaruh

dalam memaknai suatu puisi. Misalnya, penguasaanmu tentang macam-macam

pengimajinasian yang mungkin terkandung dalam sebuah puisi. Dengan

demikian, lebih mudah bagimu dalam memahami maksud puisi itu.

c. Kata-kata Berlambang

L

ambang atau simbol adalah sesuatu seperti gambar, tanda, ataupun kata

yang menyatakan maksud tertentu. Misalnya, rantai dan padi kapas dalam gambar

Garuda Pancasila, tunas kelapa sebagai lambang Pramuka. Lambang-lambang itu

menyatakan arti tertentu yang bisa dipahami umum. Rantai bermakna perlunya

‘persatuan dan kesatuan bagi seluruh rakyat Indonesia’, padi kapas perlambang

‘kesejahteraan dan kemakmuran’, tunas kelapa berarti ‘anggota Pramuka yang

diharapkan menjadi generasi yang serba guna bagi agama, nusa, dan bangsa’.

L

ambang-lambang seperti itu pula sering digunakan penyair dalam puisinya.

Hal itu seperti yang tampak dalam puisi ”

Hujan Bulan Juni

”. Lambang-lambang

yang dimaksud, antara lain, dinyatakan dengan kata

hujan

dan

bunga

.

Hujan

merupakan perlambang bagi ’kebaikan’ ataupun ’kesuburan’. Sementara itu,

bunga

bermakna ’keindahan’.

Unsur-unsur Puisi

khayalan,

98

Kelas VIII SMP/MTs

d. Pengimajinasian dalam Puisi

P

engimajinasian adalah kata atau susunan kata yang dapat menimbulkan

khayalan atau imajinasi. Dengan daya imajinasi tersebut, pembaca seolah-olah

merasa, mendengar, atau melihat sesuatu yang diungkapkan penyair. Dengan

kata-kata yang digunakan penyair, pembaca seolah-olah mendengar suara

(imajinasi auditif ), melihat benda-benda (imajinasi visual), atau meraba dan

menyentuh benda-benda (imajinasi taktil).

S

ebagai contoh, perhatikanlah mantra berikut!

Hai, si gempar alam

Gegap gempita

Jarum besi akan rumahku

Jarum tembaga akan rumahku

Ular bisa akan janggutku

Buaya akan tongkat mulutku

Harimau menderam dipengriku

Gajah mendering bunyi suaraku

Suaraku seperti bunyi halilintar

Bibir terkatup, gigi terkunci

Jikalau bergerak bumi dengan langit

Bergeraklah hati engkau

Hendak marah atau hendak membinasakan aku

(Wilkinson, 1907: 42—43)

S

ebagai salah satu bentuk puisi klasik, mantra pun menggunakan pengimajian.

Hal tersebut tampak pada kata-kata berikut.

1.

g

egap gempita

2.

j

arum besi

menderam

j

arum tembaga

mendering

b

ibir terkatup

bunyi halilintar

b

ibir terkunci

b

ergerak bumi

b

ergeraklah hati

h

endak marah

99

Kelas VIII SMP/MTs

Bab 4 Bahasa Indonesia

D

ari kata-kata yang digunakannya tampaklah bahwa mantra itu

menggunakan imajinasi auditif dan imajinasi visual. Dengan kata-kata itu kita

bisa membayangkan benda-benda yang digambarkan itu.

Perhatikan pula puisi berikut!

Doa

Dengan apakah kubandingkan pertemuan kita,

kekasihku?

Dengan senja samar sepoi, pada masa purnama

meningkat naik, setelah menghalaukan panas

payah terik.

Angin malam menghembus lemah, menyejuk badan,

melambung rasa menayang pikir, membawa angan ke

bawah kursimu.

Hatiku terang menerima katamu, bagai bintang

memasang lilinnya.

Kalbuku terbuka menunggu kasihmu, bagai sedap

malam menyirak kelopak.

Aduh, kekasihku, isi hatiku dengan katamu,

penuhi dadaku dengan cayamu, biar bersinar

mataku sendu, biar berbinar gelakku rayu !

(Amir Hamzah)

D

alam puisi itu kita mendapati kata-kata berikut.

1.

S

enja samar, masa purnama meningkat naik, ke bawah kursimu, terang, bagai

bintang memasang lilinnya, kalbuku terbuka, bagai sedap malam menyirak

kelopak, biar bersinar mataku sendu, biar berbinar;

kata-kata tersebut

membangkitkan imajinasi melalui penglihatan.

2.

S

epoi, panas payah terik, menghembus lemah, menyejuk badan;

kata-kata

tersebut membangkitkan imajinasi melalui perabaan.

3.

G

elakku rayu

; membangkitkan imajinasi melalui pendengaran.

100

Kelas VIII SMP/MTs

D

engan kata-kata itu, penyair bermaksud menggambarkan keadaan dirinya

ketika sedang berdoa kepada Allah, Tuhan Yang Mahakuasa. Ia menggambarkan

dirinya lemah. Namun, ia pun merasakan suasana tenteram. Melalui kata-kata

itu pula penyair menunjukkan keinginan agar Tuhan mengisi seluruh kalbunya.

Tentang besarnya cinta, kerinduan, dan kepasrahan sang penyair akan Tuhannya,

juga dapat terbayangkan secara nyata melalui kata-kata itu.

K

egiatan 4.2

A.

S

imaklah puisi berikut. Temanmu akan membacakannya!

Serenada Hijau

oleh W.S. Rendra

Kupacu kudaku.

Kupa

cu kudaku menujumu.

Bila bulan

menegur salam

dan syahdu malam

bergantung di dahan-dahan.

Menyusuri kali kenangan

yang berkata tentang rindu

dan terdengar keluhan

dari batu yang terendam.

Kupacu kudaku.

Kupacu kudaku menujumu.

Dan kubayangkan

sedang kau tunggu daku

sambil kau jalin

rambutmu yang panjang.

(www.purbika.com)

101

Kelas VIII SMP/MTs

Bab 4 Bahasa Indonesia

B. Bentuklah kelompok, lalu berdiskusilah!

1.

M

ajas apa saja yang ada dalam puisi "Serenada Hijau"?

2.

B

agaimana irama yang tergambar di dalamnya?

3.

T

unjukkanlah kata-kata yang bermakna konotasi dalam puisi “Serenada

Hijau” di dalamnya. Jelaskan pula makna dari setiap kata itu.

Kata-kata Bermakna

Konotasi

Pemaknaan

4.

A

dakah lambang-lambang pada puisi “Serenada Hijau”? Jika ada,

jelaskanlah artinya!

C.

1.

B

erdiskusilah, cermati pula pengimajinasian yang ada dalam puisi itu.

Catatlah kata-katanya ke dalam format berikut; kemudian, simpulkan

efek yang ditimbulkannya.

2.

L

aporkanlah hasil diskusimu dalam forum diskusi kelas untuk

mendapatkan tanggapan dari teman-temanmu.

Imajinasi auditif

Imajinasi visual

Imajinasi taktil

Kesimpulan

. . . .

TUGAS INDIVIDU

1.

D

alam kehidupan masyarakat dikenal lambang-lambang, baik itu berupa

warna, gambar, dan sebagainya.

Warna merah

lambang ’keberanian’ atau

palang merah lambang ’kemanusiaan’. Cermatilah contoh lambang-lambang

lainnya yang dikenal dalam kehidupan masyarakatmu. Jelaskanlah arti dari

masing-masing lambang tersebut!

2.

D

alam disiplin ilmu tertentu, dikenal juga lambang-lambang. Dalam IPA

(kimia) ataupun matematika. Banyak sekali lambang yang dipergunakan di

dalamnya. Gambarkan beberapa lambang yang berkaitan dengan ilmu itu

juga dalam ilmu (pelajaran) lain!

102

Kelas VIII SMP/MTs

B. Menyimpulkan Isi Puisi

Setelah mempelajari materi ini, kamu diharapkan mampu : Menyimpulkan isi puisi

dan mengenali jenis-jenisnya.

1. Isi Puisi

B

acalah puisi berikut dengan baik.

Senja di Pelabuhan Kecil

Buat Sri Ayati

Ini kali tidak ada yang mencari cinta

di antara gudang, rumah tua, pada cerita

tiang serta temali. Kapal, perahu tiada berlaut,

menghembus diri dalam mempercaya mau berpaut.

gerimis mempercepat kelam. Ada juga kelepak elang

menyinggung muram, desir hari lari berenang

menemu bujuk pangkal akanan. Tidak bergerak

dan kini tanah, air tidur, hilang ombak.

Tiada lagi. Aku sendiri. Berjalan

menyisir semenanjung, masih pengap harap

sekali tiba di ujung dan sekalian selamat jalan

dari pantai keempat, sedu penghabisan bisa terdekap.

(Chairil Anwar, 1946)

D

engan mengenali unsur-unsurnya, puisi itu bisa kamu pahami isinya secara

mendalam. Pengenalan unsur-unsur fisik, seperti majas, kata-kata konotatif,

perlambangan, dan pengimajiannya, memudahkan kamu untuk mengetahui

tema dan amanatnya. Kamu juga akan mengetahui perasaan penyair dan sikapnya

terhadap pembaca.

103

Kelas VIII SMP/MTs

Bab 4 Bahasa Indonesia

D

engan langkah-langkah seperti itu, kamu dapat mendalami isi puisi ”Senja

di Pelabuhan Kecil” sebagai berikut.

B

ait I

menceritakan cinta yang sudah tidak dapat diperoleh lagi. Penyair

melukiskan keadaan batinnya itu melalui kata

gudang, rumah tua, cerita tiang

dan temali, kapal, dan perahu yang tiada bertaut.

Benda-benda itu semua

mengungkapkan perasaan sedih dan sepi. Penyair merasa bahwa benda-benda di

pelabuhan itu membisu.

B

ait II

: menggambarkan perhatian penyair pada suasana pelabuhan dan tidak

lagi kepada benda-benda di pelabuhan yang beragam. Di pelabuhan itu turun

gerimis yang

mempercepat kelam

(menambah kesedihan penyair), dan ada

kelapak

elang

yang menyinggung muram (membuat hati penyair lebih muram), dan

desir

hari lari berenang

(kegembiraan telah musnah). Suasana di pantai itu suatu saat

membuat hati penyair dipenuhi harapan untuk terhibur (

menemu bujuk pangkal

akanan

), tetapi ternyata suasana pantai itu berubah. Harapan untuk mendapatkan

hiburan itu musnah, sebab kini tanah, air tidur, hilang ombak. Bagaimanakah jika

laut kehilangan ombak? Seperti halnya manusia yang kehilangan harapan akan

kebahagiaan. Bait ini mempertegas suasana kedukaan penyair.

B

ait III

: menggambarkan pikiran penyair lebih dipusatkan pada dirinya

sendiri dan tidak lagi kepada benda-benda di alam: pantai dan benda-benda

sekeliling pantai. Dia merasa

aku sendiri.

Tidak ada lagi yang diharapkan akan

memberikan hiburan dalam kesendirian dan kedukaannya. Dalam kesendirian

itu, ia menyisir semenanjung. Semula ia berjalan dengan dipenuhi harapan.

Namun, sesampainya di ujung "sekalian selamat jalan". Jadi, setelah penyair

mencapai ujung tujuan, ternyata orang yang diharapkan akan menghiburnya

itu malah mengucapkan selamat jalan. Penyair merasa bahwa sama sekali tidak

ada harapan untuk mencapai tujuannya. Sebab itu dalam kesendirian dan

kedukaannya, penyair merasakan

dari pantai keempat sedu penghabisan bisa

terdekap.

Betapa mendalam rasa sedihnya itu, ternyata dari pantai keempat sedu-

sedan tangisnya dapat dirasakan.

104

Kelas VIII SMP/MTs

Kegiatan 4.3

A. Jelaskanlah secara rinci isi puisi "Surat dari Ibu" bersama kelompokmu!

Bait

Penjelasan

Isi Kata-Kata Penunjuk

dalam Puisi

I

II

III

IV

Kesimpulan

Surat dari Ibu

Pergi ke dunia luas, anakku sayang

pergi ke hidup bebas!

Selama angin masih angin buritan

dan matahari pagi menyinar daun-daunan

dalam rimba dan padang hijau.

Pergi ke laut lepas, anakku sayang

pergi ke alam bebas!

Selama hari belum petang

dan warna senja belum kemerah-merahan

menutup pintu waktu lampau.

Jika bayang telah pudar

dan elang laut pulang ke sarang

angin bertiup ke benua

Tiang-tiang akan kering sendiri

dan nakhoda sudah tahu pedoman

Boleh engkau datang padaku!

Kembali pulang, anakku sayang

kembali ke balik malam!

105

Kelas VIII SMP/MTs

Bab 4 Bahasa Indonesia

Jika kapalmu telah rapat ke tepi

Kita akan bercerita

"Tentang tinta dan hidupmu pagi hari."

(Asrul Sani, 1948)

B.

1.

S

ecara bergiliran, presentasikanlah pendapat kelompokmu di depan

teman-teman dari kelompok lain.

2.

M

intalah tanggapan mereka atas presentasi kelompokmu itu berdasarkan

aspek kesesuaian, kejelasan, dan kelengkapannya.

Aspek yang

Ditanggapi

Isi Tanggapan

2. Jenis-jenis Puisi

Pada halaman sebelumnya kamu telah mendalami beberapa isi puisi, bukan?

Dengan mendalami isinya, kamu dapat mengetahui pula bahwa puisi itu

ternyata bermacam-macam. Berdasarkan cara penyair mengungkapkan isi atau

gagasannya, memang puisi dapat dibagi ke dalam beberapa jenis, yakni puisi

naratif, puisi lirik, dan puisi deskriptif.

a. Puisi Naratif

Pui

si naratif mengungkapkan cerita atau penjelasan penyair. Puisi ini terbagi

ke dalam beberapa macam, yaitu

balada dan romansa

.

B

alada

adalah puisi yang berisi cerita tentang orang-orang perkasa ataupun

tokoh pujaan. Contohnya

Balada Orang-orang Tercinta dan Blues untuk Bonnie

karya WS Rendra

.

106

Kelas VIII SMP/MTs

R

omansa

adalah jenis puisi cerita yang menggunakan bahasa romantik yang

berisi kisah percintaan, yang diselingi perkelahian dan petualangan. Rendra

juga banyak menulis romansa. Kirdjomuljo menulis romansa yang berisi kisah

petualangan dengan judul ”Romance Perjalanan”. Kisah cinta ini dapat juga

berarti cinta tanah kelahiran seperti puisi-puisi Ramadhan K.H.

b. Puisi Lirik.

J

enis puisi ini terbagi ke dalam beberapa macam, misalnya

elegi, ode, dan

serenada.

E

legi

adalah puisi yang mengungkapkan perasaan duka. Misalnya "Elegi

Jakarta" karya Asrul Sani yang mengungkapkan perasaan duka penyair di Kota

Jakarta.

S

erenada

ialah sajak percintaan yang dapat dinyanyikan. Kata "serenada"

berarti nyanyian yang tepat dinyanyikan pada waktu senja. Rendra banyak

menciptakan serenada dalam Empat Kumpulan Sajak. Misalnya "Serenada

Hitam", "Serenada Biru", "Serenada Merah Jambu", "Serenada Ungu", "Serenada

Kelabu", dan sebagainya. Warna-warna di belakang serenade itu melambangkan

sifat nyanyian cinta itu, ada yang bahagia, sedih, dan kecewa.

O

de

adalah puisi yang berisi pujaan terhadap seseorang, sesuatu hal, atau

sesuatu keadaan. Yang banyak ditulis ialah pemujaan terhadap tokoh-tokoh yang

dikagumi. "Teratai" (karya Sanusi Pane), "Diponegoro" (karya Chairil Anwar),

dan "Ode buat Proklamator" (karya Leon Agusta) merupakan contoh ode yang

bagus.

Perhatikan contoh berikut!

107

Kelas VIII SMP/MTs

Bab 4 Bahasa Indonesia

Ode buat Proklamator

Bertahun setelah kepergiannya kurindukan dia kembali

Dengan gelombang semangat halilintar dilahirkannya sebuah

negeri; dalam lumpur dan lumut, dengan api menyapu kelam

menjadi untaian permata hijau di bentangan cahaya abadi; yang

senantiasa membuatnya tak pernah berhenti bermimpi; menguak

kabut mendung, menerjang benteng demi benteng

membalikkan arah topan, menjelmakan impian demi impian

Dengan seorang sahabatnya, mereka tanda tangani naskah itu!

Mereka memancang tiang bendera, merobah nama pada peta, berjaga

membacakan sejarah, mengganti bahasa pada buku. Lalu dia meniup

terompet dengan selaksa nada kebangkitan sukma

Kini kita ikut membubuhkan nama di atas bengkalainya;

meruntuhkan sambil mencari, daftar mimpi membelit bulan

Perang saudara mengundang musnah, dendam tidur di hutan-hutan,

di sawah terbuka yang sakti

Kata berpasir di bibir pantai hitam

dan oh, lidahku yang terjepit, buih lenyap di laut bisu

derap suara yang gempita cuma bertahan atau menerkam

Ya, walau tak mudah, kurindukan semangatnya menyanyi kembali

bersama gemuruh cinta yang membangunkan sejuta rajawali

Tak mengelak dalam bercumbu, biar di ranjang bara membatu

Tak berdalih pada kekasih, biar berbisa perih di rabu

Berlapis cemas menggunung sesal mutiara matanya tak pudar

Bagi negeriku, bermimpi di bawah bayangan burung garuda

(1979)

108

Kelas VIII SMP/MTs

D

alam puisi " Ode buat Proklamator" diungkapkan rasa kagum penyair

kepada sang proklamator. Ungkapan-ungkapan itu sangat mengena. Kerinduan

penyair untuk mendengarkan bara semangat yang biasa diungkapkan melalui

pidato-pidato yang berapi-api, dapat kamu hayati pada larik-larik terakhirnya.

c. Puisi Deskriptif

D

alam jenis puisi ini, penyair bertindak sebagai pemberi kesan terhadap

keadaan/peristiwa, benda, atau suasana yang dipandang menarik perhatiannya.

Puisi yang termasuk ke dalam jenis puisi deskriptif, misaInya

satire

dan puisi

yang bersifat

kritik

sosial.

1)

Sa

tire adalah puisi yang mengungkapkan perasaan tidak puas penyair

terhadap suatu keadaan, namun dengan cara menyindir atau menyatakan

keadaan sebaliknya.

2)

Pui

si kritik sosial adalah puisi yang juga menyatakan ketidaksenangan

penyair terhadap keadaan atau terhadap diri seseorang, namun dengan cara

membeberkan kepincangan atau ketidakberesan keadaan/ orang tersebut.

Kesan penyair juga dapat kita hayati dalam puisi-puisi impresionistik yang

mengungkapkan kesan (impresi) penyair terhadap suatu hal.

Kegiatan 4.4

1.

B

erdasarkan cara pengungkapannya, termasuk ke dalam jenis apakah puisi-

puisi di bawah ini?

2.

Sa

jikanlah pendapat-pendapatmu itu ke dalam format laporan seperti

berikut. Buatlah laporan dalam kertas manila,

postit

, dan kertas sejenis

lainnya. Kerjakanlah bersama kelompokmu!

Puisi

Jenis

Alasan

I

II

II

109

Kelas VIII SMP/MTs

Bab 4 Bahasa Indonesia

3.

P

ajang atau tempelkanlah laporan kelompokmu itu di papan tulis atau di

dinding kelas dengan perekat yang tidak mengotorinya.

4.

M

intalah kelompok lain untuk mengunjungi pajangan kelompokmu itu untuk

memberikan tanggapan/penilaian dengan membubuhkannya langsung.

5.

R

umuskanlah simpulan kelas tentang jenis-jenis dari ketiga puisi itu

berdasarkan kesepahaman pendapat dari setiap kelompok.

Puisi I

Peristiwa Pagi tadi

Pagi tadi seorang sopir oplet bercerita kepada tukang warung tentang lelaki

yang terlanggar motor waktu menyeberang.

Siang tadi pesuruh kantor bercerita kepada tukang warung tentang sahabatmu

yang terlanggar motor waktu menyeberang, membentur aspal, lalu beramai-

ramai diangkat ke tepi jalan.

Sore tadi tukang warung bercerita kepadamu tentang aku yang terlanggar

motor waktu menyeberang, membentur aspal, lalu diangkat beramai-ramai

ke tepi jalan dan menunggu setengah jam sebelum dijemput ambulans dan

meninggal sesampai di rumah sakit.

Malam ini kau ingin sekali bercerita padaku tentang peristiwa itu.

Sapardi Djoko Damono, 1983

110

Kelas VIII SMP/MTs

Puisi 2

Tengadah ke Bintang-bintang

Berilah hamba kearifan

0, Tuhan!

Seperti sebuah teropong bintang:

Tinggi mengatas galaksi.

Rendah hati di atas bumi.

Bukanlah manfaat pengetahuan

Penggali hakikat kehidupan

Lewat mikroskop

Lewat teleskop

Bimbinglah si goblok dalam menemukan

Sebuah ujud maknawi

Dalam kenisbian sekarang

(Dr. Ir. Jujun S. Surjasumantri, 1970)

Puisi 3

Peninjauan Nuklir

Kalau engkau ada waktu, cobalah tinjau hatiku

Akan kutunjukkan padang-padang cinta di sana

Telah menjadi daerah terlarang

Tempat roket dan peluru kendali diuji coba

Dunia telah mengajariku mempertahankan diri

Dengan bom hidrogen, berbagai radar dan amunisi

Petani-petani yang miskin semakin tersingkir di sana

Nelayan-nelayan sakit, keracunan lautnya

Burung-burung satu per satu meledak di udara

Di hatiku air jadi mahal, cinta harus diimpor

111

Kelas VIII SMP/MTs

Bab 4 Bahasa Indonesia

Perundingan macet dan kemarau terlalu panjang

Sekarang coba proles lancarkan boikol dan sangsi

Mogoklah makan, pasang topeng tengkorak, hapalkan yel-yel

Lalu sambil bergandeng tangan, masuklah ke hatiku

Selagi pintunya terbuka. Nyanyikan lagu apa saja

Siapa tahu ladang dan kotaku kembali berbunga

Anak-anak menari dan pelangi ikut menyala

Membakar segala benci dan dendam curiga

(Eka Budijanta, 1983)

C. Memilah Unsur-unsur Pembangun Puisi

Setelah mempelajari materi ini, kamu diharapkan mampu : Menelaah unsur-

unsur pembangunan dari puisi yang dibaca atau diperdengarkan.

U

nsur-unsur puisi meliputi majas, irama, kata-kata konotasi, dan kata-kata

berlambang. Unsur tersebut berfungsi sebagai unsur fisik puisi, yakni unsur

yang dapat dikenali langsung oleh pembaca karena sifatnya tersurat. Di samping

itu, ada pula unsur batin, yakni unsur yang tersembunyi di balik unsur-unsur

fisik. Untuk menemukannya, kamu harus memahami puisi itu dengan baik.

Dengan cara demikian, akan tersingkap

unsur batin

, yang di dalamnya meliputi

tema, amanat, perasaan penyair, dan nada atau sikap penyair terhadap pembaca.

T

ema adalah pokok persoalan yang akan diungkapkan oleh penyair. Pokok

persoalan atau pokok pikiran itu kuat mendesak dalam jiwa penyair sehingga

menjadi landasan utama dalam puisinya. Jika desakan yang kuat itu berupa

hubungan penyair dengan Tuhan, maka puisinya tersebut bertema ketuhanan.

Jika desakan yang kuat itu berupa rasa belas kasih atau kemanusiaan, puisi yang

akan terlahir adalah puisi bertema kemanusiaan. Jika yang kuat adalah dorongan

untuk memprotes ketidakadilan, tema puisinya adalah protes atau kritik sosial.

Perasaan cinta atau patah hati yang kuat juga dapat melahirkan tema cinta atau

tema kedukaan hati karena cinta. Tema tersirat dalam keseluruhan isi puisi.

Persoalan-persoalan yang diungkapkannya merupakan penggambaran suasana

batin penyair. Tema tersebut bisa pula berupa perasaan penyair terhadap

kenyataan sosial budaya sekitarnya. Dalam hal ini puisi berperan sebagai sarana

protes atau pun sebagai ungkapan simpati dan keprihatinan penyair terhadap

lingkungan dan masyarakatnya.

112

Kelas VIII SMP/MTs

P

erhatikan kembali puisi ”Gadis Peminta-minta”. Tema kemanusiaan

melingkup puisi tersebut. Penyair dalam puisinya bermaksud menunjukkan betapa

tingginya martabat manusia dan bermaksud meyakinkan pembacanya bahwa

setiap manusia memiliki martabat yang sama. Perbedaan kekayaan, pangkat, dan

kedudukan seseorang, tidak boleh menjadi sebab adanya pembedaan perlakuan

terhadap seseorang. Seperti dalam puisi tersebut, penyair bersikap membela

martabat kemanusiaan gadis peminta-minta yang disebutnya sebagai gadis kecil

berkaleng kecil.

S

ebagian besar orang boleh menganggap bahwa pengemis kecil yang meminta-

minta di pinggir jalan sebagai sampah masyarakat, sebagai manusia yang tidak

berharga. Akan tetapi, penyair mengatakan dengan tegas bahwa martabat gadis

peminta-minta itu sama derajatnya dengan martabat manusia yang lain.

Kegiatan 4.5

A.

1.

J

elaskan tema dari puisi ”Hujan Bulan Juni” dan ”Gadis Peminta-minta”?

Apakah maksud penyair-penyair dengan masing-masing puisinya itu?

2.

A

pa yang menyamakan dan membedakan dari tema kedua puisi itu?

Jelaskanlah!

B.

1.

B

acalah pula puisi berikut!

Sajak

o

leh Sanusi Pane

Di mana harga karangan sajak,

Bukan dalam maksud isinya;

Dalam bentuk, kata nan rancak,

Dicari timbang dengan pilihnya

Tanya pertama keluar di hati,

Setelah sajak dibaca tamat,

Sehingga mana tersebut sakti,

Mengikat diri di dalam hikmat.

Rasa bujangga waktu menyusun,

Kata yang datang berduyun-duyun

Dari dalam, bukan nan dicari.

Harus kembali dalam pembaca,

Sebagai bayang di muka kaca.

Harus bergoncang hati nurani.

113

Kelas VIII SMP/MTs

Bab 4 Bahasa Indonesia

2. Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut!

a.

Pui

si ”

Sajak

” terdiri atas berapa larik dan berapa bait?

b

.

A

pa arti

sajak

dalam puisi tersebut? Bagaimana amanat yang ingin

disampaikan penyair dalam puisi ”

Sajak

”?

d

.

M

enurut sang penyair, sajak itu harus menggoncang hati nurani

pembacanya. Setujukah Anda dengan pendapat tersebut? Jelaskan

alasan-alasannya!

e

.

B

agaimana penyataan-pernyataan penting penyair tentang sajak di dalam

puisinya itu? Jelaskan secara naratif !

Jendela Sastra

Makna Denotasi dan Konotasi

P

embagian kedua jenis makna itu didasarkan ada dan tidaknya penambahan

pada makna dasar suatu kata berdasarkan pikiran, kesan, atau tanggapan

pembicara atau penulisnya.

a.

M

akna denotasi adalah makna yang tidak mengalami perubahan apapun

dari makna asalnya.

b.

M

akna konotasi adalah makna yang telah mengalami penambahan atau

pergeseran dari makna asalnya. Ada tidaknya makna konotasi pada suatu

kata dapat diketahui setelah kata itu digunakan dalam kalimat.

Perhatikan tabel berikut!

Jenis Makna

Contoh Kata

Makna

denotasi

1. ibu guru

2. ibunya Amir

1. perempuan yang

pekerjaannya

mengajar.

2. perempuan yang

melahirkan Amir

konotasi

3. ibu kota

4. ibu jari

3. pusat pemerintahan

4. jari yang paling

besar, jempol

114

Kelas VIII SMP/MTs

Perhatikan contoh penggunaan kata dalam puisi di bawah ini!

Doa

kepada pemeluk teguh

Tuhanku

Dalam termangu

Aku masih menyebut nama-Mu

Biar susah sungguh

Mengingat Kau penuh seluruh

Caya-Mu panas suci

Tinggal kerlip lilin di kelam sunyi

Tuhanku

Aku hilang bentuk

remuk

Tuhanku

Aku mengembara di negeri asing

Tuhanku

di pintu-Mu akan mengetuk

aku tidak bisa berpaling

(Chairil Anwar)

M

akna denotasi dan konotasi dari beberapa kata dalam puisi ”Doa” dapat

dijelaskan sebagai berikut.

Kata

Makna Denotasi

Makna Konotasi

termangu

terdiam

kekosongan jiwa

menyebut

berucap

berzikir

kerilip lilin

cahaya lilin

kesadaran yang tinggal sedikit

hilang bentuk

musnah, lenyap

hilang kepercayaan diri,

bimbang

remuk

hancur

frustasi

mengetuk

memukul sesuatu dengan

buku jari

mengharapkan pertolongan

berpaling

melihat ke samping (ke

arah lain)

lupa, mungkar

115

Kelas VIII SMP/MTs

Bab 4 Bahasa Indonesia

D. Mari Berpuisi dengan Indah

Setelah mempelajari materi ini, kamu diharapkan mampu : Menyajikan

gagasan, perasaan, pendapat dalam bentuk puisi dengan memperhatikan

unsur-unsur pembangun puisi dengan tepat.

1. Menulis Puisi

K

amu telah mendengarkan dan membaca banyak puisi. Tentu kamu juga

tertarik untuk belajar menulis puisi, bukan? Menulis puisi haruslah berawal dari

sebuah gagasan atau perasaan. Untuk memunculkan gagasan itu, kamu dapat

mencari-carinya dari perjalanan hidupmu ataupun sesuatu yang tengah terasa

atau terpikirkan. Gagasan tersebut dapat kamu ekspresikan dengan kata-kata

terpilih: yang indah dan penuh makna.

T

entukanlah gagasan paling menarik yang bisa ditulis jadi puisi. Galilah

gagasan-gagasan itu. Tuliskan gagasan-gagasan tersebut ke dalam larik-larik

dengan menggunakan kata-kata yang tepat dan padat. Perluas pembendaharaan

kosakatamu sehingga bisa menciptakan puisi dengan bahasa indah, jelas, dan

padat makna. Bacalah buku,

e-book

, internet, atau sumber-sumber lainnya. Buku-

buku tersebut bisa menjadi inspirasimu.

K

osakata tersebut tentu mengandung mengandung makna yang tidak

sebenarnya (makna konotasi). Kosakata dalam puisi berbeda dengan kata-kata

yang sering digunakan dalam percakapan sehari-hari. Kata-kata dalam puisi

singkat, tetapi kaya makna. Struktur katanya pun sering kali mengabaikan kaidah-

kaidah kebahasaan seperti yang berlaku pada jenis teks lainnya.

Perhatikan puisi berikut!

116

Kelas VIII SMP/MTs

Asaku

Berlari

Ku tembus duri

Bersama ceritaku yang tak bertajuk

Kemarin....

Kugapai kau

Dalam redup senja

Bersama resahku yang tak berarah

Kini...

Ku peluk kau

Dalam rangkaian matahari, bintang, dan bulanku

Bersama nyanyian rinduku

Esok

Ku sematkan kau

Dalam degup jantungku...

Dalam denyut nadiku... lalu...

Ku ajak kau terbang

Menuju indah dunia kita

Selamanya...

Wahyuningsih

(www.puisikita.com)

Pui

si itu berisi luapan resah yang tak berarah. Ungkapan perasaan yang

sering dialami para remaja. Ungkapan bahasa romantis dan berlebih-lebihan.

Kata-katanya menggambarkan suasana hati dan keadaan jiwa yang penuh gairah

dan semangat yang membumbung. Namun, kadang perasaan dipenuhi pula oleh

isak tangis dan rintihan yang bersifat sentimental. Puisi itu mengungkapkan

nilai-nilai cinta, kasih sayang, dan keindahan dunia yang penuh pesona.

A

da pula kepolosan dan kesederhanaan di dalamnya. Di dalamnya bercerita

tentang harapan-harapan besar. Segalanya serbaindah. Namun, apabila tidak

menjadi kenyataan, harapan-harapan itu berubah menjadi keputusasaan dan

ratapan.

117

Kelas VIII SMP/MTs

Bab 4 Bahasa Indonesia

P

ilihlah kata-kata yang memiliki makna kias atau konotatif yang bisa menjadi

simbol atau lambang dari hal-hal yang diceritakan dalam puisi tersebut. Tak

masalah apabila sering mengganti kata-kata dalam puisimu. Hal itu biasa dalam

menulis puisi. Hal tersebut merupakan tahap yang harus dilalui dan kamu tidak

boleh menyerah apalagi putus asa.

B

erlatihlah terus-menerus untuk menulis puisi yang baik. Perbanyak

membaca puisi di majalah, koran, atau buku puisi dengan maksud menambah

wawasanmu dalam berpuisi.

Beranikan mempublikasikan puisi dalam majalah dinding, blog pribadi, atau

dengan mengirimkannya ke media massa, baik itu ke radio, surat kabar, maupun

majalah yang ada di daerahmu.

Kegiatan 4.6

1.

F

okuskan pikiran atau perasaanmu pada suatu gagasan, pengalaman, ataupun

permasalahan.

2.

T

uangkanlah hal-hal yang terlintas pada pikiran itu. Pilihlah kata-kata yang

tepat untuk mengungkapkannya.

3.

L

akukanlah penyuntingan atas kata-kata yang telah kamu tuangkan itu

dengan memperhatikan harmonisasi dan kepadatan maknananya.

4.

B

acakanlah hasilnya di depan kelas.

5.

M

intalah teman-teman untuk mengomentarinya berdasarkan aspek:

a. k

easlian gagasan/perasaan;

b

. variasi citraan: visual, auditif, kinestetis;

c. k

eindahan kata-kata; dan

d

. kepadatan makna.

2. Pembacaan Puisi yang Baik

Pui

si yang telah kamu buat akan lebih indah apabila diperdengarkan.

Membacakan puisi tergolong ke dalam tingkat pemahaman kreatif. Di dalam

kegiatan itu kamu tidak hanya melisankan sebuah puisi secara nyaring. Kamu

dituntut untuk menyampaikan puisi dengan ekspresi, lafal, tekanan, dan intonasi

yang benar. Untuk itu, kita perlu melakukan serangkaian langkah berikut.

118

Kelas VIII SMP/MTs

a.

P

erhatikanlah judul puisi.

b

.

L

ihatlah kata-kata yang dominan.

c.

P

ahami makna-makna konotatif yang ada dalam puisi itu.

d

. Tangkaplah ide pokok penyair yang ada dalam puisi dengan

memparafrasakannya.

e

.

T

emukanlah pertalian makna tiap unit puisi (kata demi kata, frasa demi

frasa, larik demi larik, dan bait demi bait).

S

etelah

itu, barulah kamu membacakan puisi itu dengan memperhatikan

kualitas suara (vokalisasi) dan gerak mimik. Aspek suara berkenaan dan cara

mengucapkan kata-kata dalam puisi itu, yaitu lafal, tekanan, dan intonasi.

A

dapun gerak mimik digunakan untuk menunjukkan ekspresi atas

penghayatan dari puisi yang dibacakan. Dalam hal ini kualitas suara dan gerak

mimik harus sesuai dengan makna puisi yang telah kamu selami sebelumnya.

a. Ekspresi

K

amus Besar Bahasa Indonesia

mengartikan ekspresi sebagai pengungkapan

atau proses menyatakan, memperlihatkan, atau menyatakan maksud, gagasan,

atau perasaan. Ekspresi dapat pula diartikan sebagai pandangan air muka yang

memperlihatkan perasaan seseorang. Dengan demikian, ketika membacakan

puisi, kamu harus dapat mengungkapkan maksud, gagasan, atau perasaan suatu

puisi melalui air muka secara tepat, entah itu berupa kegembiraan, antusias,

harapan, dan semangat.

b. Lafal

L

afal berarti ucapan seseorang pada huruf ataupun kata. Dalam membacakan

puisi, huruf ataupun kata-katanya harus dilafalkan dengan jelas. Jangan sampai

tertukar dengan huruf ataupun kata-kata yang lainnya.

Misalnya, kata

jalang

tidak tertukar dengan

jelang

, kata

tetap

tidak sampai

terdengar

tatap

, kata

luka

tidak terdengar

lusa

. Pasangan-pasangan kata itu

memiliki makna yang berbeda.

c. Tekanan

T

ekanan berarti kuat lemahnya cara pengucapan kata atau kalimat. Tekanan

berfungsi untuk menegaskan bagian kata yang satu dengan kata yang lainnya.

119

Kelas VIII SMP/MTs

Bab 4 Bahasa Indonesia

Perhatikan cuplikan puisi berikut!

Kalau sampai waktuku

Kumau tak seorang ‘kan merayu

Tidak juga kau

Tak perlu sedu-sedan itu

Aku ini binatang jalang

Dari kumpulannya terbuang

K

ata-kata yang bercetak tebal merupakan kata yang perlu mendapat

penekanan kuat. Maksud dari kata-kata itu lebih jelas. Kata-kata itu lebih

memperoleh penegasan daripada kata yang lain.

d. Intonasi

I

ntonasi adalah naik turunnya lagu kalimat. Perbedaan intonasi menyebabkan

peredaan maksud suatu kalimat. Terdapat bermacam-macam intonasi, yakni

intonasi berita, tanya, perintah, dan seru.

P

erhatikan kalimat-kalimat berikut. Kemudian, bacalah dengan intonasi

yang benar.

1) Sa

ya membaca puisi.

2) Sa

ya membaca puisi?

3) Sa

ya membaca puisi!

K

etiga kalimat itu memiliki maksud atau fungsi yang berbeda, bukan?

Perbedaan itu disebabkan oleh faktor intonasi. Oleh karena itu, intonasi memiliki

pengaruh berbeda pada maksud suatu kalimat. Kamu harus benar di dalam

penggunaannya. Pendengar pun bisa memahami suatu kata atau kalimat dengan

jelas.

Kegiatan 4.7

A. Lafalkanlah pasangan-pasangan kata di bawah ini dengan jelas!

1. pasir – pasar

8. m

erah – mekah

2. pina – pinak

9. ga

ris – gadis

3. jamrut – jamrud

10. b

ulit – busat

120

Kelas VIII SMP/MTs

4. menggema – mengena

11. k

enalkan – kenakan

5. tembang – Lembang

12. p

emayang - pewayangan

6. membelit – melilit

13. h

ati – hari

7. tanah – nanah

14. k

enal – kesal

B.

1.

B

acakan larik-larik puisi berikut dengan benar!

2.

B

agaimana komentar teman-teman dengan cara membacakan larik-larik

tersebut?

a.

A

ku ini binatang jalan

D

ari kumpulannya terbuang

b

.

B

iar peluru menembus kulitku

A

ku tetap meradang menerjang

c.

L

uka dan bisa kubawa berlari

B

erlari

d

.

D

an aku akan lebih tidak peduli

A

ku mau hidup seribu tahun lagi

C.

1. B

acalah larik-larik puisi di bawah ini!

2. P

erhatikan kata-kata yang ditebalkan.

3. T

ekankan pembacaannya pada kata-kata tersebut.

4. M

intalah penilaian teman dalam hal kejelasan dan tepatannya!

121

Kelas VIII SMP/MTs

Bab 4 Bahasa Indonesia

Tanah Kelahiran I

oleh Ramadhan K.H.

S

eruling

di pasir ipis,

merdu

antara

gundukan

pohonan

pina

lem

bang mengema di dua kaki,

B

urangrang – Tangkuban perahu.

Jamrut

di pucuk-pucuk,

Jamrut

di air tipis menurun.

M

embelit tangga di

tanah merah

dikenal

gadis-gadis

dari bukit.

Nyanyikan

kentang

sudah digali,

K

enakan kebaya ke

pewayangan

.

Jamrut

di pucuk-pucuk,

Jamrut

di hati gadis menurun.

D.

1.

P

erhatikan pula puisi ”Senjakala Gunung Merapi”!

2.

K

ata apa saja dalam puisi tersebut yang perlu mendapat penekanan kuat?

3.

T

andailah kata-kata itu!

4.

B

acakanlah secara tepat!

5.

M

intalah penilaian teman sekelompok atas ketepatan dalam

pengucapannya itu!

Senjakala Gunung Merapi

oleh Linus Suryadi A.G.

samar sudah mengatup batas senja

malam bagai gadis mengurai rambutnya

hitam: mencipta bayang-bayang di balik bulan

122

Kelas VIII SMP/MTs

berlindung aman kelam, kabut bersedikap dahan

menanjakkah jalan ini, langkah kuayun jua

gerimis jatuh di belahan Tanah Utara

di kampung, kata orang, rumah terakhir

mendesak segera, di hatimu, membujuk hadir.

bukan, bukan salju turun di sana

di puncak: lahar melelehkan duka

senyap menyelimuti kabut, tanpa sapa

sebelum beku lereng-lereng gunung terlupa

kusilang ngungun, hari membilang tahun

di telapak menyidem: angan bergantung

“selamat malam”, kelengan panjang

Pijar tatit sekejap, tabir tersingkap, hilang ....

TUGAS INDIVIDU

1.

T

entukanlah sebuah puisi, bisa karya sendiri ataupun karya orang lain!

2.

P

ahami maksud puisi itu dengan baik!

3.

A

nalisislah pula cara mengeskpresikan, melafalkan, memberikan tekanan,

dan mengucapkan intonasi larik-lariknya!

4.

B

acakanlah puisi itu di depan teman-teman!

5.

M

intalah penilaian mereka berdasarkan aspek-aspek:

a. e

kspresi,

b

. lafal,

c. t

ekanan, dan

d.

intonasi.

123

Kelas VIII SMP/MTs

Bab 4 Bahasa Indonesia

3. Musikalisasi Puisi

B

erpuisi lebih mengasyikkan apabila diekspresikan dalam bentuk lagu.

Lebih-lebih di dalam kegiatan-kegiatan di sekolah seperti peringatan hari besar

nasional atau keagamaan, akan lebih menarik apabila menyertakan dengan acara-

acara yang bersifat hiburan. Acara itu misalnya musikalisasi puisi.

M

usikalisasi puisi adalah mengubah puisi menjadi sebuah lagu. Antara puisi

dengan musik harus memiliki keselarasan. Sepintas memang tidak terdapat

perbedaan antara musikalisasi puisi dengan lagu yang diiringi musik. Bukankah

lagu juga banyak yang bersumber dari lirik-lirik puisi. Misalnya, lagu-lagu yang

dinyanyanyikan Ebit G. Ade atau Bimbo. Syair-syair yang dinyanyikan kedua

musisi tersebut banyak yang berupa puisi. Dengarkan saja lagu "Tuhan" yang

dinyanyikan Bimbo atau lagu "Menjaring Matahari" yang dinyanyikan Ebit G.

Ade. Kedua syair lagu tersebut merupakan puisi seperti halnya puisi-puisi Chairil

Anwar atau Taufik Ismail.

S

yair atau lirik lagu biasanya dibuat setelah musik tercipta. Namun, dapat juga

pemusik menciptakan musik dan lirik lagunya secara bersamaan. Bahkan, Ebiet

G. Ade bisa membuat syair terlebih dahulu sebelum menyusun partitur musiknya.

Meskipun demikian, tidak ada keharusan bagi pemusik untuk tunduk kepada

lirik. Untuk menyelaraskan lirik dengan musik dapat saja pemusik mengubah

atau mengganti kata-kata dalam syair tersebut.

D

alam musikalisasi puisi, kamu tidak boleh mengganti atau mengubah kata

dalam larik puisi. Hal itu disebabkan puisinya sudah tercipta. Puisi merupakan

salah satu bentuk seni, yaitu karya sastra. Dalam musikalisasi puisi aransemen

musik tidak boleh mengubah puisi. Puisinya tetap utuh. Di sinilah kamu dituntut

untuk lebih kreatif. Aransemen musik mesti dapat menangkap karakter puisi

yang digubah. Puisi yang bernuansa muram dan sedih ditampilkan dalam nada

dan irama musik yang bernuansa muram dan sedih pula.

K

amu harus memiliki kepekaan rasa sehingga dapat menyelaraskan karakter

musik dengan puisi yang dipilih sebagai lirik lagunya. Kamu pun tidak perlu

terpaku pada musikalisasi pusi yang ada. Kamu bisa menciptakan aransemen

lagu sendiri yang berbeda dengan teman-temanmu. Musik harus sesuai dengan

karakter atau isi puisi.

A

lat musik yang digunakan sebagai pengiringnya pun tidak harus selamanya

berupa gitar, piano, dan biola. Alat musik daerah, seperti kecapi, gamelan, gong,

dan gendang dapat saja digunakan. Apabila isi puisi itu bercerita tentang suatu

daerah, alat-alat musik tersebut lebih tepat digunakan daripada alat-alat musik

yang bernuansa modern.

124

Kelas VIII SMP/MTs

Kegiatan 4.8

Secara berkelompok, nyanyikanlah puisi di bawah ini. Irama dan senandungnya

tentukan sendiri. Setelah itu, mintalah teman-temanmu dari kelompok lain

menilainya dengan menggunakan format berikut.

Tengadah ke Bintang-bintang

Berilah hamba kearifan

0, Tuhan!

Seperti sebuah teropong bintang:

Tinggi mengatas galaksi.

Rendah hati di atas bumi.

Bukanlah manfaat pengetahuan

Penggali hakikat kehidupan

Lewat mikroskop

Lewat teleskop

Bimbinglah si goblok dalam menemukan

Sebuah wujud maknawi

Dalam kenisbian sekarang

(Dr. Ir. Jujun S. Surjasumantri, 1970)

125

Kelas VIII SMP/MTs

Bab 4 Bahasa Indonesia

No.

Nama Kelompok

Aspek yang dinilai

Jml.

Komentar

1

2

3

4

5

Keterangan:

1 = keserasian lagu dengan karakter puisi

2 = penggunaan alat-alat musik

3 = penghayatan (ekspresi)

4 = lafal dan intonasi

5 = penampilan

Aku Bisa

L

engkapilah tabel di bawah ini dengan benar, sesuai dengan tingkat penguasan

terhadap materi-materi yang telah kamu pelajari dalam bab ini!

Pokok Bahasan

Tingkat Penguasaan

A

B

C

D

1.

M

ampu menemukan unsur-unsur

pembangun puisi dengan mudah.

2.

M

ampu menyimpulkan isi puisi

dengan logis.

3.

M

ampu memilah unsur-unsur

pembangun puisi dengan jelas dan

tegas.

4.

M

ampu berpuisi secara lisan ataupun

tertulis, dengan indah.

126

Kelas VIII SMP/MTs

A

pa yang akan kamu lakukan apabila seluruh pembahasan di dalam pelajaran

ini telah kamu kuasai? Daftarkanlah buku-buku referensi yang sesuai dengan

materi di dalam pembelajaran ini. Jelaskan pula isi dari setiap buku itu secara

ringkas.

Judul

Pengarang

Penerbit

Buku Catatan

Penting