Halaman
91
Kelas VIII SMP/MTs
Bab 4 Bahasa Indonesia
Bab
4
Indahnya Berpuisi
(Sumber: dokumentasi penulis)
S
elain dalam bentuk prosa (eksposisi), gagasan dapat diungkapkan dalam
bentuk puisi. Bahkan, gagasan yang puitis itulah yang sering kamu simak sehari-
hari misalnya melalui lagu-lagu. Syair-syair lagu memang banyak yang berupa
puisi. Isinya padat makna dan disusun dengan nada-nada yang indah.
D
engan demikian, berpuisi bukan hal yang asing lagi bagi kamu. Suasana
hati menjadi indah dengan mendengar dan membaca sesuatu yang dipuisikan,
bukan? Apalagi kalau kita sendiri yang mengekspresikannya. Semakin senang
karena banyak orang yang suka. Itulah yang namanya berkah dari berpuisi.
92
Kelas VIII SMP/MTs
A. Menemukan Unsur-unsur Pembentuk Puisi
Setelah mempelajari materi ini, kamu diharapkan mampu : Mengartikan puisi
dan merinci unsur-unsurnya dari kegiatan membaca dan mendengarkan.
1
. Pengertian Puisi
Perhatikan teks berikut!
Hujan Bulan Juni
oleh Sapardi Djoko Damono
tak ada yang lebih tabah
dari hujan bulan Juni
dirahasiakannya rintik rindunya
kepada pohon berbunga itu
tak ada yang lebih bijak
dari hujan bulan Juni
dihapusnya jejak-jejak kakinya
yang ragu-ragu di jalan itu
tak ada yang lebih arif
dari hujan bulan Juni
dibiarkannya yang tak terucapkan
diserap akar pohon bunga itu
T
eks tersebut disebut puisi. Puisi yaitu teks atau karangan yang mengungkapkan
pikiran dan perasaan dengan mengutamakan keindahan kata-kata. Puisi
mengungkapkan berbagai hal. Kerinduan, kegelisahan, atau pengagungan kepada
sang Khalik yang kamu ungkapkan dalam bahasa indah. Hanya saja kamu jarang
menyadarinya bahwa itu adalah puisi.
J
ika hendak mengagungkan keindahan alam, kamu dapat menggunakan
pilihan kata yang khas. Kata-kata itu kamu pilih sehingga dapat mewakili dan
memancarkan keindahan alam yang kamu kagumi itu.
93
Kelas VIII SMP/MTs
Bab 4 Bahasa Indonesia
Perhatikan pula cuplikan teks berikut!
Berdiri aku di tepi pantai
Memandang lepas ke tengah laut
Ombak pulang memecah berderai
Ke ribaan pasir rindu berpaut.
C
uplikan tersebut diambil dari puisi "Laut" karya Amal Hamzah. Jika dibaca,
cuplikan puisi itu melukiskan keindahan laut dengan ombaknya yang memecah
pantai. Keindahan seperti itu dapat pula kamu rasakan apabila kamu berdiri di
tepi pantai. Kamu akan melihat ombak bergulung-gulung memecah tepi pantai,
bukan? Pasir-pasir di tepi pantai itu laksana merindukan deburan ombak. Pasir-
pasirnya tampak seperti berpegangan untuk kembali ke laut.
Perhatikan contoh lainnya!
Hanyut aku Tuhanku
Dalam lautan kasih-Mu
T
uhan, bawalah aku
M
eninggi ke langit ruhani.
L
arik-larik itu diambil dari puisi yang berjudul ”Tuhan” karya Bahrum
Rangkuti.
Puisi tersebut merupakan ekspresi kerinduan dan kegelisahan
penyair untuk bertemu dengan sang Khalik. Kerinduan dan kegelisahannya
itu diungkapkan kata
hanyut, kasih, meninggi, dan langit ruhani
. Kata-kata itu
menunjukkan dalamnya cinta penyair kepada Tuhan.
Kegiatan 4.1
A. Baca kembali puisi berjudul "Hujan Bulan Juni". Kemudian, jawablah
pertanyaan-pertanyaan berikut!
1.
M
engapa teks itu dikatakan sebagai puisi?
2.
T
eks itu mengungkapkan perasaan apa: sedih, kagum, cemburu, rindu,
atau sayang?
3.
K
eindahan apa yang tampak pada rangkaian kata di dalam teks tersebut?
4.
Di
tunjukan kepada siapakah maksud dari teks itu?
5.
B
agaimana sikapmu sendiri berkaitan dengan masalah yang diangkat di
dalamnya?
94
Kelas VIII SMP/MTs
B.
S
ecara berkelompok, jelaskanlah isi atau maksud puisi ”Hujan Bulan Juni”
secara lebih rinci. Presentasikanlah pendapat kelompokmu itu di depan
teman-temanmu untuk mereka tanggapi.
Gambaran Rinci
Isi Puisi
Kata-kata Pendukung
dalam Puisi
Tanggapan Kelompok
Lain
2. Unsur-unsur Puisi
P
erhatikan kembali teks pusi ”Hujan Bulan Juni”. Sebagaimana teks lainnya,
teks memiliki unsur-unsur sebagai berikut.
a. Majas dan Irama
B
erbeda dengan teks eksposisi, berita, ataupun teks lain yang telah kamu
pelajari puisi merupakan teks yang mengutamakan majas dan mengutamakan
irama.
1)
M
ajas (
figurative language
) adalah bahasa kias yang dipergunakan untuk
menciptakan kesan tertentu bagi penyimak atau pembacanya. Untuk
menimbulkan kesan-kesan tersebut, bahasa yang dipergunakan berupa
perbandingan, pertentangan, perulangan, dan perumpamaan.
2)
I
rama (musikalitas) adalah alunan bunyi yang teratur dan berulang-ulang.
Irama berfungsi untuk memberi jiwa pada kata-kata dalam sebuah puisi yang
pada akhirnya dapat membangkitkan emosi tertentu seperti sedih, kecewa,
marah, rindu, dan bahagia.
P
erhatikan, misalnya, puisi ”Hujan Bulan Juni”.
a) T
erdapat dua majas yang dominan dalam puisi itu.
(1)
M
ajas personifikasi, adalah majas yang membandingkan benda-
benda tidak bernyawa seolah-olah memiliki sifat seperti manusia.
95
Kelas VIII SMP/MTs
Bab 4 Bahasa Indonesia
D
alam puisi itu yang dibandingkan adalah hujan. Hujan memiliki
sikap tabah, bijak, dan arif. Sifat-sifat itu biasanya dimiliki oleh
manusia.
(2)
M
ajas paralelisme, adalah majas perulangan yang tersusun dalam
baris yang berbeda. Kata yang mengalami perulangan dalam puisi
itu adalah tak ada yang lebih. Kata-kata itu berulang pada setiap
baitnya.
b)
I
rama puisi itu harus diekspresikan dengan lembut sebagai perwujudan
dari rasa kagum dan simpati. Hal itu tampak pada kata-kata pujian yang
ditujukan pada ”Hujan Bulan Juni” yang bersikap tabah, bijak, dan arif.
b. Penggunaan Kata-kata Konotasi
K
ata konotasi adalah kata yang bermakna tidak sebenarnya. Kata itu telah
mengalami penambahan-penambahan, baik itu berdasarkan pengalaman, kesan,
maupun imajinasi, dan perasaan penyair.
P
erhatikan kembali puisi ”Hujan Bulan Juni”. Kata-kata yang bermakna
konotasi dalam puisi tersebut sebagai berikut.
Kata
Makna
Dasar
Tambahan
1. Hujan
2. Rintik
3. Pohon berbunga
4. Jejak-jejak kaki
5. Jalan
6. Diserap
7. Akar
Air yang turun dari langit
Titik percik air
Pohon yang memiliki bunga
Tapak
Tempat untuk melintas
Masuk ke dalam liang kecil
Bagian terbawah dari pohon
Perbuatan baik
Sesuatu yang kecil, tetapi
banya
k
Kehidupan yang baik, yang
me
njanjikan
Pengalaman hidup
Alur kehidup
an
Dimanfaatkan
Awal kehidupan
K
ata-kata dalam puisi memang banyak menggunakan kata-kata yang makna
konotatif. Kata-kata itu merupakan kiasan atau merupakan suatu perbandingan.
Perhatikan puisi ”Gadis Peminta-Minta” berikut!
96
Kelas VIII SMP/MTs
Gadis Peminta-Minta
Setiap kita bertemu, gadis kecil berkaleng kecil
Senyummu terlalu kekal untuk kenal duka
Tengadah padaku, pada bulan merah jambu
Tapi kotaku jadi hilang, tanpa jiwa.
Ingin aku ikut, gadis kecil berkaleng kecil
Pulang ke bawah jembatan yang melulur sosok
Hidup dari kehidupan angan-angan yang gemerlapan
Gembira dari kemayang riang.
Duniamu yang lebih tinggi dari menara katedral
Melintas-lintas di atas air kotor, tapi yang begitu kau hapal
Jiwa begitu murni, terlalu murni
Untuk bisa membagi dukaku.
Kalau kau mati, gadis kecil berkaleng kecil
Buah di atas itu, tak ada yang punya
Dan kotaku, ah kotaku
Hidupnya tak lagi punya tanda
(Toto Sudarto Bachtiar)
K
ata-kata
gadis kecil berkaleng kecil
dapat dimaknai seorang perempuan yang
masih anak-anak yang mengalami kesengsaraan.
Kotaku jadi hilang, tanpa jiwa
bermakna keadaan di suatu tempat yang sudah kehilangan rasa kemanusiaannya,
warganya tidak lagi peduli pada kehidupan orang lain.
D
ari penerjemahan makna lain di balik keseluruhan kata-katanya, kamu akan
sampai pada maksud sebenarnya dari puisi tersebut. Hanya saja pemaknaan itu
bisa saja berbeda-beda di antara orang yang satu dengan orang lainnya. Banyak
faktor yang menjadi penyebabnya.
1)
T
ingkat pemahaman terhadap setiap kata yang ada dalam puisi itu. Semakin
banyak kata yang mudah dipahami, mudah pula dalam memaknainya.
97
Kelas VIII SMP/MTs
Bab 4 Bahasa Indonesia
2)
T
ingkat pengenalan atau pergaulan seseorang dengan puisi. Seseorang yang
sering membaca atau bahkan menulis puisi, mudah pula bagi orang itu dalam
mengenali watak puisi termasuk isi yang dikandungnya.
3)
P
engalaman pribadi. Seseorang yang pernah merasakan ganasnya kehidupan
kota, akan lebih mudah dalam memaknai puisi itu daripada orang yang sama
sekali belum pernah mengalami atau menyaksikan keadaan itu.
S
elain itu, faktor penguasaan terhadap teori sastra sangat berpengaruh
dalam memaknai suatu puisi. Misalnya, penguasaanmu tentang macam-macam
pengimajinasian yang mungkin terkandung dalam sebuah puisi. Dengan
demikian, lebih mudah bagimu dalam memahami maksud puisi itu.
c. Kata-kata Berlambang
L
ambang atau simbol adalah sesuatu seperti gambar, tanda, ataupun kata
yang menyatakan maksud tertentu. Misalnya, rantai dan padi kapas dalam gambar
Garuda Pancasila, tunas kelapa sebagai lambang Pramuka. Lambang-lambang itu
menyatakan arti tertentu yang bisa dipahami umum. Rantai bermakna perlunya
‘persatuan dan kesatuan bagi seluruh rakyat Indonesia’, padi kapas perlambang
‘kesejahteraan dan kemakmuran’, tunas kelapa berarti ‘anggota Pramuka yang
diharapkan menjadi generasi yang serba guna bagi agama, nusa, dan bangsa’.
L
ambang-lambang seperti itu pula sering digunakan penyair dalam puisinya.
Hal itu seperti yang tampak dalam puisi ”
Hujan Bulan Juni
”. Lambang-lambang
yang dimaksud, antara lain, dinyatakan dengan kata
hujan
dan
bunga
.
Hujan
merupakan perlambang bagi ’kebaikan’ ataupun ’kesuburan’. Sementara itu,
bunga
bermakna ’keindahan’.
Unsur-unsur Puisi
khayalan,
98
Kelas VIII SMP/MTs
d. Pengimajinasian dalam Puisi
P
engimajinasian adalah kata atau susunan kata yang dapat menimbulkan
khayalan atau imajinasi. Dengan daya imajinasi tersebut, pembaca seolah-olah
merasa, mendengar, atau melihat sesuatu yang diungkapkan penyair. Dengan
kata-kata yang digunakan penyair, pembaca seolah-olah mendengar suara
(imajinasi auditif ), melihat benda-benda (imajinasi visual), atau meraba dan
menyentuh benda-benda (imajinasi taktil).
S
ebagai contoh, perhatikanlah mantra berikut!
Hai, si gempar alam
Gegap gempita
Jarum besi akan rumahku
Jarum tembaga akan rumahku
Ular bisa akan janggutku
Buaya akan tongkat mulutku
Harimau menderam dipengriku
Gajah mendering bunyi suaraku
Suaraku seperti bunyi halilintar
Bibir terkatup, gigi terkunci
Jikalau bergerak bumi dengan langit
Bergeraklah hati engkau
Hendak marah atau hendak membinasakan aku
(Wilkinson, 1907: 42—43)
S
ebagai salah satu bentuk puisi klasik, mantra pun menggunakan pengimajian.
Hal tersebut tampak pada kata-kata berikut.
1.
g
egap gempita
2.
j
arum besi
menderam
j
arum tembaga
mendering
b
ibir terkatup
bunyi halilintar
b
ibir terkunci
b
ergerak bumi
b
ergeraklah hati
h
endak marah
99
Kelas VIII SMP/MTs
Bab 4 Bahasa Indonesia
D
ari kata-kata yang digunakannya tampaklah bahwa mantra itu
menggunakan imajinasi auditif dan imajinasi visual. Dengan kata-kata itu kita
bisa membayangkan benda-benda yang digambarkan itu.
Perhatikan pula puisi berikut!
Doa
Dengan apakah kubandingkan pertemuan kita,
kekasihku?
Dengan senja samar sepoi, pada masa purnama
meningkat naik, setelah menghalaukan panas
payah terik.
Angin malam menghembus lemah, menyejuk badan,
melambung rasa menayang pikir, membawa angan ke
bawah kursimu.
Hatiku terang menerima katamu, bagai bintang
memasang lilinnya.
Kalbuku terbuka menunggu kasihmu, bagai sedap
malam menyirak kelopak.
Aduh, kekasihku, isi hatiku dengan katamu,
penuhi dadaku dengan cayamu, biar bersinar
mataku sendu, biar berbinar gelakku rayu !
(Amir Hamzah)
D
alam puisi itu kita mendapati kata-kata berikut.
1.
S
enja samar, masa purnama meningkat naik, ke bawah kursimu, terang, bagai
bintang memasang lilinnya, kalbuku terbuka, bagai sedap malam menyirak
kelopak, biar bersinar mataku sendu, biar berbinar;
kata-kata tersebut
membangkitkan imajinasi melalui penglihatan.
2.
S
epoi, panas payah terik, menghembus lemah, menyejuk badan;
kata-kata
tersebut membangkitkan imajinasi melalui perabaan.
3.
G
elakku rayu
; membangkitkan imajinasi melalui pendengaran.
100
Kelas VIII SMP/MTs
D
engan kata-kata itu, penyair bermaksud menggambarkan keadaan dirinya
ketika sedang berdoa kepada Allah, Tuhan Yang Mahakuasa. Ia menggambarkan
dirinya lemah. Namun, ia pun merasakan suasana tenteram. Melalui kata-kata
itu pula penyair menunjukkan keinginan agar Tuhan mengisi seluruh kalbunya.
Tentang besarnya cinta, kerinduan, dan kepasrahan sang penyair akan Tuhannya,
juga dapat terbayangkan secara nyata melalui kata-kata itu.
K
egiatan 4.2
A.
S
imaklah puisi berikut. Temanmu akan membacakannya!
Serenada Hijau
oleh W.S. Rendra
Kupacu kudaku.
Kupa
cu kudaku menujumu.
Bila bulan
menegur salam
dan syahdu malam
bergantung di dahan-dahan.
Menyusuri kali kenangan
yang berkata tentang rindu
dan terdengar keluhan
dari batu yang terendam.
Kupacu kudaku.
Kupacu kudaku menujumu.
Dan kubayangkan
sedang kau tunggu daku
sambil kau jalin
rambutmu yang panjang.
(www.purbika.com)
101
Kelas VIII SMP/MTs
Bab 4 Bahasa Indonesia
B. Bentuklah kelompok, lalu berdiskusilah!
1.
M
ajas apa saja yang ada dalam puisi "Serenada Hijau"?
2.
B
agaimana irama yang tergambar di dalamnya?
3.
T
unjukkanlah kata-kata yang bermakna konotasi dalam puisi “Serenada
Hijau” di dalamnya. Jelaskan pula makna dari setiap kata itu.
Kata-kata Bermakna
Konotasi
Pemaknaan
4.
A
dakah lambang-lambang pada puisi “Serenada Hijau”? Jika ada,
jelaskanlah artinya!
C.
1.
B
erdiskusilah, cermati pula pengimajinasian yang ada dalam puisi itu.
Catatlah kata-katanya ke dalam format berikut; kemudian, simpulkan
efek yang ditimbulkannya.
2.
L
aporkanlah hasil diskusimu dalam forum diskusi kelas untuk
mendapatkan tanggapan dari teman-temanmu.
Imajinasi auditif
Imajinasi visual
Imajinasi taktil
Kesimpulan
. . . .
TUGAS INDIVIDU
1.
D
alam kehidupan masyarakat dikenal lambang-lambang, baik itu berupa
warna, gambar, dan sebagainya.
Warna merah
lambang ’keberanian’ atau
palang merah lambang ’kemanusiaan’. Cermatilah contoh lambang-lambang
lainnya yang dikenal dalam kehidupan masyarakatmu. Jelaskanlah arti dari
masing-masing lambang tersebut!
2.
D
alam disiplin ilmu tertentu, dikenal juga lambang-lambang. Dalam IPA
(kimia) ataupun matematika. Banyak sekali lambang yang dipergunakan di
dalamnya. Gambarkan beberapa lambang yang berkaitan dengan ilmu itu
juga dalam ilmu (pelajaran) lain!
102
Kelas VIII SMP/MTs
B. Menyimpulkan Isi Puisi
Setelah mempelajari materi ini, kamu diharapkan mampu : Menyimpulkan isi puisi
dan mengenali jenis-jenisnya.
1. Isi Puisi
B
acalah puisi berikut dengan baik.
Senja di Pelabuhan Kecil
Buat Sri Ayati
Ini kali tidak ada yang mencari cinta
di antara gudang, rumah tua, pada cerita
tiang serta temali. Kapal, perahu tiada berlaut,
menghembus diri dalam mempercaya mau berpaut.
gerimis mempercepat kelam. Ada juga kelepak elang
menyinggung muram, desir hari lari berenang
menemu bujuk pangkal akanan. Tidak bergerak
dan kini tanah, air tidur, hilang ombak.
Tiada lagi. Aku sendiri. Berjalan
menyisir semenanjung, masih pengap harap
sekali tiba di ujung dan sekalian selamat jalan
dari pantai keempat, sedu penghabisan bisa terdekap.
(Chairil Anwar, 1946)
D
engan mengenali unsur-unsurnya, puisi itu bisa kamu pahami isinya secara
mendalam. Pengenalan unsur-unsur fisik, seperti majas, kata-kata konotatif,
perlambangan, dan pengimajiannya, memudahkan kamu untuk mengetahui
tema dan amanatnya. Kamu juga akan mengetahui perasaan penyair dan sikapnya
terhadap pembaca.
103
Kelas VIII SMP/MTs
Bab 4 Bahasa Indonesia
D
engan langkah-langkah seperti itu, kamu dapat mendalami isi puisi ”Senja
di Pelabuhan Kecil” sebagai berikut.
B
ait I
menceritakan cinta yang sudah tidak dapat diperoleh lagi. Penyair
melukiskan keadaan batinnya itu melalui kata
gudang, rumah tua, cerita tiang
dan temali, kapal, dan perahu yang tiada bertaut.
Benda-benda itu semua
mengungkapkan perasaan sedih dan sepi. Penyair merasa bahwa benda-benda di
pelabuhan itu membisu.
B
ait II
: menggambarkan perhatian penyair pada suasana pelabuhan dan tidak
lagi kepada benda-benda di pelabuhan yang beragam. Di pelabuhan itu turun
gerimis yang
mempercepat kelam
(menambah kesedihan penyair), dan ada
kelapak
elang
yang menyinggung muram (membuat hati penyair lebih muram), dan
desir
hari lari berenang
(kegembiraan telah musnah). Suasana di pantai itu suatu saat
membuat hati penyair dipenuhi harapan untuk terhibur (
menemu bujuk pangkal
akanan
), tetapi ternyata suasana pantai itu berubah. Harapan untuk mendapatkan
hiburan itu musnah, sebab kini tanah, air tidur, hilang ombak. Bagaimanakah jika
laut kehilangan ombak? Seperti halnya manusia yang kehilangan harapan akan
kebahagiaan. Bait ini mempertegas suasana kedukaan penyair.
B
ait III
: menggambarkan pikiran penyair lebih dipusatkan pada dirinya
sendiri dan tidak lagi kepada benda-benda di alam: pantai dan benda-benda
sekeliling pantai. Dia merasa
aku sendiri.
Tidak ada lagi yang diharapkan akan
memberikan hiburan dalam kesendirian dan kedukaannya. Dalam kesendirian
itu, ia menyisir semenanjung. Semula ia berjalan dengan dipenuhi harapan.
Namun, sesampainya di ujung "sekalian selamat jalan". Jadi, setelah penyair
mencapai ujung tujuan, ternyata orang yang diharapkan akan menghiburnya
itu malah mengucapkan selamat jalan. Penyair merasa bahwa sama sekali tidak
ada harapan untuk mencapai tujuannya. Sebab itu dalam kesendirian dan
kedukaannya, penyair merasakan
dari pantai keempat sedu penghabisan bisa
terdekap.
Betapa mendalam rasa sedihnya itu, ternyata dari pantai keempat sedu-
sedan tangisnya dapat dirasakan.
104
Kelas VIII SMP/MTs
Kegiatan 4.3
A. Jelaskanlah secara rinci isi puisi "Surat dari Ibu" bersama kelompokmu!
Bait
Penjelasan
Isi Kata-Kata Penunjuk
dalam Puisi
I
II
III
IV
Kesimpulan
Surat dari Ibu
Pergi ke dunia luas, anakku sayang
pergi ke hidup bebas!
Selama angin masih angin buritan
dan matahari pagi menyinar daun-daunan
dalam rimba dan padang hijau.
Pergi ke laut lepas, anakku sayang
pergi ke alam bebas!
Selama hari belum petang
dan warna senja belum kemerah-merahan
menutup pintu waktu lampau.
Jika bayang telah pudar
dan elang laut pulang ke sarang
angin bertiup ke benua
Tiang-tiang akan kering sendiri
dan nakhoda sudah tahu pedoman
Boleh engkau datang padaku!
Kembali pulang, anakku sayang
kembali ke balik malam!
105
Kelas VIII SMP/MTs
Bab 4 Bahasa Indonesia
Jika kapalmu telah rapat ke tepi
Kita akan bercerita
"Tentang tinta dan hidupmu pagi hari."
(Asrul Sani, 1948)
B.
1.
S
ecara bergiliran, presentasikanlah pendapat kelompokmu di depan
teman-teman dari kelompok lain.
2.
M
intalah tanggapan mereka atas presentasi kelompokmu itu berdasarkan
aspek kesesuaian, kejelasan, dan kelengkapannya.
Aspek yang
Ditanggapi
Isi Tanggapan
2. Jenis-jenis Puisi
Pada halaman sebelumnya kamu telah mendalami beberapa isi puisi, bukan?
Dengan mendalami isinya, kamu dapat mengetahui pula bahwa puisi itu
ternyata bermacam-macam. Berdasarkan cara penyair mengungkapkan isi atau
gagasannya, memang puisi dapat dibagi ke dalam beberapa jenis, yakni puisi
naratif, puisi lirik, dan puisi deskriptif.
a. Puisi Naratif
Pui
si naratif mengungkapkan cerita atau penjelasan penyair. Puisi ini terbagi
ke dalam beberapa macam, yaitu
balada dan romansa
.
B
alada
adalah puisi yang berisi cerita tentang orang-orang perkasa ataupun
tokoh pujaan. Contohnya
Balada Orang-orang Tercinta dan Blues untuk Bonnie
karya WS Rendra
.
106
Kelas VIII SMP/MTs
R
omansa
adalah jenis puisi cerita yang menggunakan bahasa romantik yang
berisi kisah percintaan, yang diselingi perkelahian dan petualangan. Rendra
juga banyak menulis romansa. Kirdjomuljo menulis romansa yang berisi kisah
petualangan dengan judul ”Romance Perjalanan”. Kisah cinta ini dapat juga
berarti cinta tanah kelahiran seperti puisi-puisi Ramadhan K.H.
b. Puisi Lirik.
J
enis puisi ini terbagi ke dalam beberapa macam, misalnya
elegi, ode, dan
serenada.
E
legi
adalah puisi yang mengungkapkan perasaan duka. Misalnya "Elegi
Jakarta" karya Asrul Sani yang mengungkapkan perasaan duka penyair di Kota
Jakarta.
S
erenada
ialah sajak percintaan yang dapat dinyanyikan. Kata "serenada"
berarti nyanyian yang tepat dinyanyikan pada waktu senja. Rendra banyak
menciptakan serenada dalam Empat Kumpulan Sajak. Misalnya "Serenada
Hitam", "Serenada Biru", "Serenada Merah Jambu", "Serenada Ungu", "Serenada
Kelabu", dan sebagainya. Warna-warna di belakang serenade itu melambangkan
sifat nyanyian cinta itu, ada yang bahagia, sedih, dan kecewa.
O
de
adalah puisi yang berisi pujaan terhadap seseorang, sesuatu hal, atau
sesuatu keadaan. Yang banyak ditulis ialah pemujaan terhadap tokoh-tokoh yang
dikagumi. "Teratai" (karya Sanusi Pane), "Diponegoro" (karya Chairil Anwar),
dan "Ode buat Proklamator" (karya Leon Agusta) merupakan contoh ode yang
bagus.
Perhatikan contoh berikut!
107
Kelas VIII SMP/MTs
Bab 4 Bahasa Indonesia
Ode buat Proklamator
Bertahun setelah kepergiannya kurindukan dia kembali
Dengan gelombang semangat halilintar dilahirkannya sebuah
negeri; dalam lumpur dan lumut, dengan api menyapu kelam
menjadi untaian permata hijau di bentangan cahaya abadi; yang
senantiasa membuatnya tak pernah berhenti bermimpi; menguak
kabut mendung, menerjang benteng demi benteng
membalikkan arah topan, menjelmakan impian demi impian
Dengan seorang sahabatnya, mereka tanda tangani naskah itu!
Mereka memancang tiang bendera, merobah nama pada peta, berjaga
membacakan sejarah, mengganti bahasa pada buku. Lalu dia meniup
terompet dengan selaksa nada kebangkitan sukma
Kini kita ikut membubuhkan nama di atas bengkalainya;
meruntuhkan sambil mencari, daftar mimpi membelit bulan
Perang saudara mengundang musnah, dendam tidur di hutan-hutan,
di sawah terbuka yang sakti
Kata berpasir di bibir pantai hitam
dan oh, lidahku yang terjepit, buih lenyap di laut bisu
derap suara yang gempita cuma bertahan atau menerkam
Ya, walau tak mudah, kurindukan semangatnya menyanyi kembali
bersama gemuruh cinta yang membangunkan sejuta rajawali
Tak mengelak dalam bercumbu, biar di ranjang bara membatu
Tak berdalih pada kekasih, biar berbisa perih di rabu
Berlapis cemas menggunung sesal mutiara matanya tak pudar
Bagi negeriku, bermimpi di bawah bayangan burung garuda
(1979)
108
Kelas VIII SMP/MTs
D
alam puisi " Ode buat Proklamator" diungkapkan rasa kagum penyair
kepada sang proklamator. Ungkapan-ungkapan itu sangat mengena. Kerinduan
penyair untuk mendengarkan bara semangat yang biasa diungkapkan melalui
pidato-pidato yang berapi-api, dapat kamu hayati pada larik-larik terakhirnya.
c. Puisi Deskriptif
D
alam jenis puisi ini, penyair bertindak sebagai pemberi kesan terhadap
keadaan/peristiwa, benda, atau suasana yang dipandang menarik perhatiannya.
Puisi yang termasuk ke dalam jenis puisi deskriptif, misaInya
satire
dan puisi
yang bersifat
kritik
sosial.
1)
Sa
tire adalah puisi yang mengungkapkan perasaan tidak puas penyair
terhadap suatu keadaan, namun dengan cara menyindir atau menyatakan
keadaan sebaliknya.
2)
Pui
si kritik sosial adalah puisi yang juga menyatakan ketidaksenangan
penyair terhadap keadaan atau terhadap diri seseorang, namun dengan cara
membeberkan kepincangan atau ketidakberesan keadaan/ orang tersebut.
Kesan penyair juga dapat kita hayati dalam puisi-puisi impresionistik yang
mengungkapkan kesan (impresi) penyair terhadap suatu hal.
Kegiatan 4.4
1.
B
erdasarkan cara pengungkapannya, termasuk ke dalam jenis apakah puisi-
puisi di bawah ini?
2.
Sa
jikanlah pendapat-pendapatmu itu ke dalam format laporan seperti
berikut. Buatlah laporan dalam kertas manila,
postit
, dan kertas sejenis
lainnya. Kerjakanlah bersama kelompokmu!
Puisi
Jenis
Alasan
I
II
II
109
Kelas VIII SMP/MTs
Bab 4 Bahasa Indonesia
3.
P
ajang atau tempelkanlah laporan kelompokmu itu di papan tulis atau di
dinding kelas dengan perekat yang tidak mengotorinya.
4.
M
intalah kelompok lain untuk mengunjungi pajangan kelompokmu itu untuk
memberikan tanggapan/penilaian dengan membubuhkannya langsung.
5.
R
umuskanlah simpulan kelas tentang jenis-jenis dari ketiga puisi itu
berdasarkan kesepahaman pendapat dari setiap kelompok.
Puisi I
Peristiwa Pagi tadi
Pagi tadi seorang sopir oplet bercerita kepada tukang warung tentang lelaki
yang terlanggar motor waktu menyeberang.
Siang tadi pesuruh kantor bercerita kepada tukang warung tentang sahabatmu
yang terlanggar motor waktu menyeberang, membentur aspal, lalu beramai-
ramai diangkat ke tepi jalan.
Sore tadi tukang warung bercerita kepadamu tentang aku yang terlanggar
motor waktu menyeberang, membentur aspal, lalu diangkat beramai-ramai
ke tepi jalan dan menunggu setengah jam sebelum dijemput ambulans dan
meninggal sesampai di rumah sakit.
Malam ini kau ingin sekali bercerita padaku tentang peristiwa itu.
Sapardi Djoko Damono, 1983
110
Kelas VIII SMP/MTs
Puisi 2
Tengadah ke Bintang-bintang
Berilah hamba kearifan
0, Tuhan!
Seperti sebuah teropong bintang:
Tinggi mengatas galaksi.
Rendah hati di atas bumi.
Bukanlah manfaat pengetahuan
Penggali hakikat kehidupan
Lewat mikroskop
Lewat teleskop
Bimbinglah si goblok dalam menemukan
Sebuah ujud maknawi
Dalam kenisbian sekarang
(Dr. Ir. Jujun S. Surjasumantri, 1970)
Puisi 3
Peninjauan Nuklir
Kalau engkau ada waktu, cobalah tinjau hatiku
Akan kutunjukkan padang-padang cinta di sana
Telah menjadi daerah terlarang
Tempat roket dan peluru kendali diuji coba
Dunia telah mengajariku mempertahankan diri
Dengan bom hidrogen, berbagai radar dan amunisi
Petani-petani yang miskin semakin tersingkir di sana
Nelayan-nelayan sakit, keracunan lautnya
Burung-burung satu per satu meledak di udara
Di hatiku air jadi mahal, cinta harus diimpor
111
Kelas VIII SMP/MTs
Bab 4 Bahasa Indonesia
Perundingan macet dan kemarau terlalu panjang
Sekarang coba proles lancarkan boikol dan sangsi
Mogoklah makan, pasang topeng tengkorak, hapalkan yel-yel
Lalu sambil bergandeng tangan, masuklah ke hatiku
Selagi pintunya terbuka. Nyanyikan lagu apa saja
Siapa tahu ladang dan kotaku kembali berbunga
Anak-anak menari dan pelangi ikut menyala
Membakar segala benci dan dendam curiga
(Eka Budijanta, 1983)
C. Memilah Unsur-unsur Pembangun Puisi
Setelah mempelajari materi ini, kamu diharapkan mampu : Menelaah unsur-
unsur pembangunan dari puisi yang dibaca atau diperdengarkan.
U
nsur-unsur puisi meliputi majas, irama, kata-kata konotasi, dan kata-kata
berlambang. Unsur tersebut berfungsi sebagai unsur fisik puisi, yakni unsur
yang dapat dikenali langsung oleh pembaca karena sifatnya tersurat. Di samping
itu, ada pula unsur batin, yakni unsur yang tersembunyi di balik unsur-unsur
fisik. Untuk menemukannya, kamu harus memahami puisi itu dengan baik.
Dengan cara demikian, akan tersingkap
unsur batin
, yang di dalamnya meliputi
tema, amanat, perasaan penyair, dan nada atau sikap penyair terhadap pembaca.
T
ema adalah pokok persoalan yang akan diungkapkan oleh penyair. Pokok
persoalan atau pokok pikiran itu kuat mendesak dalam jiwa penyair sehingga
menjadi landasan utama dalam puisinya. Jika desakan yang kuat itu berupa
hubungan penyair dengan Tuhan, maka puisinya tersebut bertema ketuhanan.
Jika desakan yang kuat itu berupa rasa belas kasih atau kemanusiaan, puisi yang
akan terlahir adalah puisi bertema kemanusiaan. Jika yang kuat adalah dorongan
untuk memprotes ketidakadilan, tema puisinya adalah protes atau kritik sosial.
Perasaan cinta atau patah hati yang kuat juga dapat melahirkan tema cinta atau
tema kedukaan hati karena cinta. Tema tersirat dalam keseluruhan isi puisi.
Persoalan-persoalan yang diungkapkannya merupakan penggambaran suasana
batin penyair. Tema tersebut bisa pula berupa perasaan penyair terhadap
kenyataan sosial budaya sekitarnya. Dalam hal ini puisi berperan sebagai sarana
protes atau pun sebagai ungkapan simpati dan keprihatinan penyair terhadap
lingkungan dan masyarakatnya.
112
Kelas VIII SMP/MTs
P
erhatikan kembali puisi ”Gadis Peminta-minta”. Tema kemanusiaan
melingkup puisi tersebut. Penyair dalam puisinya bermaksud menunjukkan betapa
tingginya martabat manusia dan bermaksud meyakinkan pembacanya bahwa
setiap manusia memiliki martabat yang sama. Perbedaan kekayaan, pangkat, dan
kedudukan seseorang, tidak boleh menjadi sebab adanya pembedaan perlakuan
terhadap seseorang. Seperti dalam puisi tersebut, penyair bersikap membela
martabat kemanusiaan gadis peminta-minta yang disebutnya sebagai gadis kecil
berkaleng kecil.
S
ebagian besar orang boleh menganggap bahwa pengemis kecil yang meminta-
minta di pinggir jalan sebagai sampah masyarakat, sebagai manusia yang tidak
berharga. Akan tetapi, penyair mengatakan dengan tegas bahwa martabat gadis
peminta-minta itu sama derajatnya dengan martabat manusia yang lain.
Kegiatan 4.5
A.
1.
J
elaskan tema dari puisi ”Hujan Bulan Juni” dan ”Gadis Peminta-minta”?
Apakah maksud penyair-penyair dengan masing-masing puisinya itu?
2.
A
pa yang menyamakan dan membedakan dari tema kedua puisi itu?
Jelaskanlah!
B.
1.
B
acalah pula puisi berikut!
Sajak
o
leh Sanusi Pane
Di mana harga karangan sajak,
Bukan dalam maksud isinya;
Dalam bentuk, kata nan rancak,
Dicari timbang dengan pilihnya
Tanya pertama keluar di hati,
Setelah sajak dibaca tamat,
Sehingga mana tersebut sakti,
Mengikat diri di dalam hikmat.
Rasa bujangga waktu menyusun,
Kata yang datang berduyun-duyun
Dari dalam, bukan nan dicari.
Harus kembali dalam pembaca,
Sebagai bayang di muka kaca.
Harus bergoncang hati nurani.
113
Kelas VIII SMP/MTs
Bab 4 Bahasa Indonesia
2. Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut!
a.
Pui
si ”
Sajak
” terdiri atas berapa larik dan berapa bait?
b
.
A
pa arti
sajak
dalam puisi tersebut? Bagaimana amanat yang ingin
disampaikan penyair dalam puisi ”
Sajak
”?
d
.
M
enurut sang penyair, sajak itu harus menggoncang hati nurani
pembacanya. Setujukah Anda dengan pendapat tersebut? Jelaskan
alasan-alasannya!
e
.
B
agaimana penyataan-pernyataan penting penyair tentang sajak di dalam
puisinya itu? Jelaskan secara naratif !
Jendela Sastra
Makna Denotasi dan Konotasi
P
embagian kedua jenis makna itu didasarkan ada dan tidaknya penambahan
pada makna dasar suatu kata berdasarkan pikiran, kesan, atau tanggapan
pembicara atau penulisnya.
a.
M
akna denotasi adalah makna yang tidak mengalami perubahan apapun
dari makna asalnya.
b.
M
akna konotasi adalah makna yang telah mengalami penambahan atau
pergeseran dari makna asalnya. Ada tidaknya makna konotasi pada suatu
kata dapat diketahui setelah kata itu digunakan dalam kalimat.
Perhatikan tabel berikut!
Jenis Makna
Contoh Kata
Makna
denotasi
1. ibu guru
2. ibunya Amir
1. perempuan yang
pekerjaannya
mengajar.
2. perempuan yang
melahirkan Amir
konotasi
3. ibu kota
4. ibu jari
3. pusat pemerintahan
4. jari yang paling
besar, jempol
114
Kelas VIII SMP/MTs
Perhatikan contoh penggunaan kata dalam puisi di bawah ini!
Doa
kepada pemeluk teguh
Tuhanku
Dalam termangu
Aku masih menyebut nama-Mu
Biar susah sungguh
Mengingat Kau penuh seluruh
Caya-Mu panas suci
Tinggal kerlip lilin di kelam sunyi
Tuhanku
Aku hilang bentuk
remuk
Tuhanku
Aku mengembara di negeri asing
Tuhanku
di pintu-Mu akan mengetuk
aku tidak bisa berpaling
(Chairil Anwar)
M
akna denotasi dan konotasi dari beberapa kata dalam puisi ”Doa” dapat
dijelaskan sebagai berikut.
Kata
Makna Denotasi
Makna Konotasi
termangu
terdiam
kekosongan jiwa
menyebut
berucap
berzikir
kerilip lilin
cahaya lilin
kesadaran yang tinggal sedikit
hilang bentuk
musnah, lenyap
hilang kepercayaan diri,
bimbang
remuk
hancur
frustasi
mengetuk
memukul sesuatu dengan
buku jari
mengharapkan pertolongan
berpaling
melihat ke samping (ke
arah lain)
lupa, mungkar
115
Kelas VIII SMP/MTs
Bab 4 Bahasa Indonesia
D. Mari Berpuisi dengan Indah
Setelah mempelajari materi ini, kamu diharapkan mampu : Menyajikan
gagasan, perasaan, pendapat dalam bentuk puisi dengan memperhatikan
unsur-unsur pembangun puisi dengan tepat.
1. Menulis Puisi
K
amu telah mendengarkan dan membaca banyak puisi. Tentu kamu juga
tertarik untuk belajar menulis puisi, bukan? Menulis puisi haruslah berawal dari
sebuah gagasan atau perasaan. Untuk memunculkan gagasan itu, kamu dapat
mencari-carinya dari perjalanan hidupmu ataupun sesuatu yang tengah terasa
atau terpikirkan. Gagasan tersebut dapat kamu ekspresikan dengan kata-kata
terpilih: yang indah dan penuh makna.
T
entukanlah gagasan paling menarik yang bisa ditulis jadi puisi. Galilah
gagasan-gagasan itu. Tuliskan gagasan-gagasan tersebut ke dalam larik-larik
dengan menggunakan kata-kata yang tepat dan padat. Perluas pembendaharaan
kosakatamu sehingga bisa menciptakan puisi dengan bahasa indah, jelas, dan
padat makna. Bacalah buku,
e-book
, internet, atau sumber-sumber lainnya. Buku-
buku tersebut bisa menjadi inspirasimu.
K
osakata tersebut tentu mengandung mengandung makna yang tidak
sebenarnya (makna konotasi). Kosakata dalam puisi berbeda dengan kata-kata
yang sering digunakan dalam percakapan sehari-hari. Kata-kata dalam puisi
singkat, tetapi kaya makna. Struktur katanya pun sering kali mengabaikan kaidah-
kaidah kebahasaan seperti yang berlaku pada jenis teks lainnya.
Perhatikan puisi berikut!
116
Kelas VIII SMP/MTs
Asaku
Berlari
Ku tembus duri
Bersama ceritaku yang tak bertajuk
Kemarin....
Kugapai kau
Dalam redup senja
Bersama resahku yang tak berarah
Kini...
Ku peluk kau
Dalam rangkaian matahari, bintang, dan bulanku
Bersama nyanyian rinduku
Esok
Ku sematkan kau
Dalam degup jantungku...
Dalam denyut nadiku... lalu...
Ku ajak kau terbang
Menuju indah dunia kita
Selamanya...
Wahyuningsih
(www.puisikita.com)
Pui
si itu berisi luapan resah yang tak berarah. Ungkapan perasaan yang
sering dialami para remaja. Ungkapan bahasa romantis dan berlebih-lebihan.
Kata-katanya menggambarkan suasana hati dan keadaan jiwa yang penuh gairah
dan semangat yang membumbung. Namun, kadang perasaan dipenuhi pula oleh
isak tangis dan rintihan yang bersifat sentimental. Puisi itu mengungkapkan
nilai-nilai cinta, kasih sayang, dan keindahan dunia yang penuh pesona.
A
da pula kepolosan dan kesederhanaan di dalamnya. Di dalamnya bercerita
tentang harapan-harapan besar. Segalanya serbaindah. Namun, apabila tidak
menjadi kenyataan, harapan-harapan itu berubah menjadi keputusasaan dan
ratapan.
117
Kelas VIII SMP/MTs
Bab 4 Bahasa Indonesia
P
ilihlah kata-kata yang memiliki makna kias atau konotatif yang bisa menjadi
simbol atau lambang dari hal-hal yang diceritakan dalam puisi tersebut. Tak
masalah apabila sering mengganti kata-kata dalam puisimu. Hal itu biasa dalam
menulis puisi. Hal tersebut merupakan tahap yang harus dilalui dan kamu tidak
boleh menyerah apalagi putus asa.
B
erlatihlah terus-menerus untuk menulis puisi yang baik. Perbanyak
membaca puisi di majalah, koran, atau buku puisi dengan maksud menambah
wawasanmu dalam berpuisi.
Beranikan mempublikasikan puisi dalam majalah dinding, blog pribadi, atau
dengan mengirimkannya ke media massa, baik itu ke radio, surat kabar, maupun
majalah yang ada di daerahmu.
Kegiatan 4.6
1.
F
okuskan pikiran atau perasaanmu pada suatu gagasan, pengalaman, ataupun
permasalahan.
2.
T
uangkanlah hal-hal yang terlintas pada pikiran itu. Pilihlah kata-kata yang
tepat untuk mengungkapkannya.
3.
L
akukanlah penyuntingan atas kata-kata yang telah kamu tuangkan itu
dengan memperhatikan harmonisasi dan kepadatan maknananya.
4.
B
acakanlah hasilnya di depan kelas.
5.
M
intalah teman-teman untuk mengomentarinya berdasarkan aspek:
a. k
easlian gagasan/perasaan;
b
. variasi citraan: visual, auditif, kinestetis;
c. k
eindahan kata-kata; dan
d
. kepadatan makna.
2. Pembacaan Puisi yang Baik
Pui
si yang telah kamu buat akan lebih indah apabila diperdengarkan.
Membacakan puisi tergolong ke dalam tingkat pemahaman kreatif. Di dalam
kegiatan itu kamu tidak hanya melisankan sebuah puisi secara nyaring. Kamu
dituntut untuk menyampaikan puisi dengan ekspresi, lafal, tekanan, dan intonasi
yang benar. Untuk itu, kita perlu melakukan serangkaian langkah berikut.
118
Kelas VIII SMP/MTs
a.
P
erhatikanlah judul puisi.
b
.
L
ihatlah kata-kata yang dominan.
c.
P
ahami makna-makna konotatif yang ada dalam puisi itu.
d
. Tangkaplah ide pokok penyair yang ada dalam puisi dengan
memparafrasakannya.
e
.
T
emukanlah pertalian makna tiap unit puisi (kata demi kata, frasa demi
frasa, larik demi larik, dan bait demi bait).
S
etelah
itu, barulah kamu membacakan puisi itu dengan memperhatikan
kualitas suara (vokalisasi) dan gerak mimik. Aspek suara berkenaan dan cara
mengucapkan kata-kata dalam puisi itu, yaitu lafal, tekanan, dan intonasi.
A
dapun gerak mimik digunakan untuk menunjukkan ekspresi atas
penghayatan dari puisi yang dibacakan. Dalam hal ini kualitas suara dan gerak
mimik harus sesuai dengan makna puisi yang telah kamu selami sebelumnya.
a. Ekspresi
K
amus Besar Bahasa Indonesia
mengartikan ekspresi sebagai pengungkapan
atau proses menyatakan, memperlihatkan, atau menyatakan maksud, gagasan,
atau perasaan. Ekspresi dapat pula diartikan sebagai pandangan air muka yang
memperlihatkan perasaan seseorang. Dengan demikian, ketika membacakan
puisi, kamu harus dapat mengungkapkan maksud, gagasan, atau perasaan suatu
puisi melalui air muka secara tepat, entah itu berupa kegembiraan, antusias,
harapan, dan semangat.
b. Lafal
L
afal berarti ucapan seseorang pada huruf ataupun kata. Dalam membacakan
puisi, huruf ataupun kata-katanya harus dilafalkan dengan jelas. Jangan sampai
tertukar dengan huruf ataupun kata-kata yang lainnya.
Misalnya, kata
jalang
tidak tertukar dengan
jelang
, kata
tetap
tidak sampai
terdengar
tatap
, kata
luka
tidak terdengar
lusa
. Pasangan-pasangan kata itu
memiliki makna yang berbeda.
c. Tekanan
T
ekanan berarti kuat lemahnya cara pengucapan kata atau kalimat. Tekanan
berfungsi untuk menegaskan bagian kata yang satu dengan kata yang lainnya.
119
Kelas VIII SMP/MTs
Bab 4 Bahasa Indonesia
Perhatikan cuplikan puisi berikut!
Kalau sampai waktuku
Kumau tak seorang ‘kan merayu
Tidak juga kau
Tak perlu sedu-sedan itu
Aku ini binatang jalang
Dari kumpulannya terbuang
K
ata-kata yang bercetak tebal merupakan kata yang perlu mendapat
penekanan kuat. Maksud dari kata-kata itu lebih jelas. Kata-kata itu lebih
memperoleh penegasan daripada kata yang lain.
d. Intonasi
I
ntonasi adalah naik turunnya lagu kalimat. Perbedaan intonasi menyebabkan
peredaan maksud suatu kalimat. Terdapat bermacam-macam intonasi, yakni
intonasi berita, tanya, perintah, dan seru.
P
erhatikan kalimat-kalimat berikut. Kemudian, bacalah dengan intonasi
yang benar.
1) Sa
ya membaca puisi.
2) Sa
ya membaca puisi?
3) Sa
ya membaca puisi!
K
etiga kalimat itu memiliki maksud atau fungsi yang berbeda, bukan?
Perbedaan itu disebabkan oleh faktor intonasi. Oleh karena itu, intonasi memiliki
pengaruh berbeda pada maksud suatu kalimat. Kamu harus benar di dalam
penggunaannya. Pendengar pun bisa memahami suatu kata atau kalimat dengan
jelas.
Kegiatan 4.7
A. Lafalkanlah pasangan-pasangan kata di bawah ini dengan jelas!
1. pasir – pasar
8. m
erah – mekah
2. pina – pinak
9. ga
ris – gadis
3. jamrut – jamrud
10. b
ulit – busat
120
Kelas VIII SMP/MTs
4. menggema – mengena
11. k
enalkan – kenakan
5. tembang – Lembang
12. p
emayang - pewayangan
6. membelit – melilit
13. h
ati – hari
7. tanah – nanah
14. k
enal – kesal
B.
1.
B
acakan larik-larik puisi berikut dengan benar!
2.
B
agaimana komentar teman-teman dengan cara membacakan larik-larik
tersebut?
a.
A
ku ini binatang jalan
D
ari kumpulannya terbuang
b
.
B
iar peluru menembus kulitku
A
ku tetap meradang menerjang
c.
L
uka dan bisa kubawa berlari
B
erlari
d
.
D
an aku akan lebih tidak peduli
A
ku mau hidup seribu tahun lagi
C.
1. B
acalah larik-larik puisi di bawah ini!
2. P
erhatikan kata-kata yang ditebalkan.
3. T
ekankan pembacaannya pada kata-kata tersebut.
4. M
intalah penilaian teman dalam hal kejelasan dan tepatannya!
121
Kelas VIII SMP/MTs
Bab 4 Bahasa Indonesia
Tanah Kelahiran I
oleh Ramadhan K.H.
S
eruling
di pasir ipis,
merdu
antara
gundukan
pohonan
pina
lem
bang mengema di dua kaki,
B
urangrang – Tangkuban perahu.
Jamrut
di pucuk-pucuk,
Jamrut
di air tipis menurun.
M
embelit tangga di
tanah merah
dikenal
gadis-gadis
dari bukit.
Nyanyikan
kentang
sudah digali,
K
enakan kebaya ke
pewayangan
.
Jamrut
di pucuk-pucuk,
Jamrut
di hati gadis menurun.
D.
1.
P
erhatikan pula puisi ”Senjakala Gunung Merapi”!
2.
K
ata apa saja dalam puisi tersebut yang perlu mendapat penekanan kuat?
3.
T
andailah kata-kata itu!
4.
B
acakanlah secara tepat!
5.
M
intalah penilaian teman sekelompok atas ketepatan dalam
pengucapannya itu!
Senjakala Gunung Merapi
oleh Linus Suryadi A.G.
samar sudah mengatup batas senja
malam bagai gadis mengurai rambutnya
hitam: mencipta bayang-bayang di balik bulan
122
Kelas VIII SMP/MTs
berlindung aman kelam, kabut bersedikap dahan
menanjakkah jalan ini, langkah kuayun jua
gerimis jatuh di belahan Tanah Utara
di kampung, kata orang, rumah terakhir
mendesak segera, di hatimu, membujuk hadir.
bukan, bukan salju turun di sana
di puncak: lahar melelehkan duka
senyap menyelimuti kabut, tanpa sapa
sebelum beku lereng-lereng gunung terlupa
kusilang ngungun, hari membilang tahun
di telapak menyidem: angan bergantung
“selamat malam”, kelengan panjang
Pijar tatit sekejap, tabir tersingkap, hilang ....
TUGAS INDIVIDU
1.
T
entukanlah sebuah puisi, bisa karya sendiri ataupun karya orang lain!
2.
P
ahami maksud puisi itu dengan baik!
3.
A
nalisislah pula cara mengeskpresikan, melafalkan, memberikan tekanan,
dan mengucapkan intonasi larik-lariknya!
4.
B
acakanlah puisi itu di depan teman-teman!
5.
M
intalah penilaian mereka berdasarkan aspek-aspek:
a. e
kspresi,
b
. lafal,
c. t
ekanan, dan
d.
intonasi.
123
Kelas VIII SMP/MTs
Bab 4 Bahasa Indonesia
3. Musikalisasi Puisi
B
erpuisi lebih mengasyikkan apabila diekspresikan dalam bentuk lagu.
Lebih-lebih di dalam kegiatan-kegiatan di sekolah seperti peringatan hari besar
nasional atau keagamaan, akan lebih menarik apabila menyertakan dengan acara-
acara yang bersifat hiburan. Acara itu misalnya musikalisasi puisi.
M
usikalisasi puisi adalah mengubah puisi menjadi sebuah lagu. Antara puisi
dengan musik harus memiliki keselarasan. Sepintas memang tidak terdapat
perbedaan antara musikalisasi puisi dengan lagu yang diiringi musik. Bukankah
lagu juga banyak yang bersumber dari lirik-lirik puisi. Misalnya, lagu-lagu yang
dinyanyanyikan Ebit G. Ade atau Bimbo. Syair-syair yang dinyanyikan kedua
musisi tersebut banyak yang berupa puisi. Dengarkan saja lagu "Tuhan" yang
dinyanyikan Bimbo atau lagu "Menjaring Matahari" yang dinyanyikan Ebit G.
Ade. Kedua syair lagu tersebut merupakan puisi seperti halnya puisi-puisi Chairil
Anwar atau Taufik Ismail.
S
yair atau lirik lagu biasanya dibuat setelah musik tercipta. Namun, dapat juga
pemusik menciptakan musik dan lirik lagunya secara bersamaan. Bahkan, Ebiet
G. Ade bisa membuat syair terlebih dahulu sebelum menyusun partitur musiknya.
Meskipun demikian, tidak ada keharusan bagi pemusik untuk tunduk kepada
lirik. Untuk menyelaraskan lirik dengan musik dapat saja pemusik mengubah
atau mengganti kata-kata dalam syair tersebut.
D
alam musikalisasi puisi, kamu tidak boleh mengganti atau mengubah kata
dalam larik puisi. Hal itu disebabkan puisinya sudah tercipta. Puisi merupakan
salah satu bentuk seni, yaitu karya sastra. Dalam musikalisasi puisi aransemen
musik tidak boleh mengubah puisi. Puisinya tetap utuh. Di sinilah kamu dituntut
untuk lebih kreatif. Aransemen musik mesti dapat menangkap karakter puisi
yang digubah. Puisi yang bernuansa muram dan sedih ditampilkan dalam nada
dan irama musik yang bernuansa muram dan sedih pula.
K
amu harus memiliki kepekaan rasa sehingga dapat menyelaraskan karakter
musik dengan puisi yang dipilih sebagai lirik lagunya. Kamu pun tidak perlu
terpaku pada musikalisasi pusi yang ada. Kamu bisa menciptakan aransemen
lagu sendiri yang berbeda dengan teman-temanmu. Musik harus sesuai dengan
karakter atau isi puisi.
A
lat musik yang digunakan sebagai pengiringnya pun tidak harus selamanya
berupa gitar, piano, dan biola. Alat musik daerah, seperti kecapi, gamelan, gong,
dan gendang dapat saja digunakan. Apabila isi puisi itu bercerita tentang suatu
daerah, alat-alat musik tersebut lebih tepat digunakan daripada alat-alat musik
yang bernuansa modern.
124
Kelas VIII SMP/MTs
Kegiatan 4.8
Secara berkelompok, nyanyikanlah puisi di bawah ini. Irama dan senandungnya
tentukan sendiri. Setelah itu, mintalah teman-temanmu dari kelompok lain
menilainya dengan menggunakan format berikut.
Tengadah ke Bintang-bintang
Berilah hamba kearifan
0, Tuhan!
Seperti sebuah teropong bintang:
Tinggi mengatas galaksi.
Rendah hati di atas bumi.
Bukanlah manfaat pengetahuan
Penggali hakikat kehidupan
Lewat mikroskop
Lewat teleskop
Bimbinglah si goblok dalam menemukan
Sebuah wujud maknawi
Dalam kenisbian sekarang
(Dr. Ir. Jujun S. Surjasumantri, 1970)
125
Kelas VIII SMP/MTs
Bab 4 Bahasa Indonesia
No.
Nama Kelompok
Aspek yang dinilai
Jml.
Komentar
1
2
3
4
5
Keterangan:
1 = keserasian lagu dengan karakter puisi
2 = penggunaan alat-alat musik
3 = penghayatan (ekspresi)
4 = lafal dan intonasi
5 = penampilan
Aku Bisa
L
engkapilah tabel di bawah ini dengan benar, sesuai dengan tingkat penguasan
terhadap materi-materi yang telah kamu pelajari dalam bab ini!
Pokok Bahasan
Tingkat Penguasaan
A
B
C
D
1.
M
ampu menemukan unsur-unsur
pembangun puisi dengan mudah.
2.
M
ampu menyimpulkan isi puisi
dengan logis.
3.
M
ampu memilah unsur-unsur
pembangun puisi dengan jelas dan
tegas.
4.
M
ampu berpuisi secara lisan ataupun
tertulis, dengan indah.
126
Kelas VIII SMP/MTs
A
pa yang akan kamu lakukan apabila seluruh pembahasan di dalam pelajaran
ini telah kamu kuasai? Daftarkanlah buku-buku referensi yang sesuai dengan
materi di dalam pembelajaran ini. Jelaskan pula isi dari setiap buku itu secara
ringkas.
Judul
Pengarang
Penerbit
Buku Catatan
Penting